Vaksin Buatan Rusia Diklaim Efektif Melawan Varian Baru Covid-19

ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/wsj.
Ilustrasi. Sputnik V diklaim efektif digunakan sebagai vaksin untuk mencegah mutasi varian baru Covid-19.
Penulis: Doddy Rosadi
28/2/2021, 11.44 WIB

Sejumlah ilmuwan di Rusia telah melakukan uji coba dengan menggunakan vaksin Sputnik V untuk melawan varian baru virus Covid-19. Berdasarkan hasil uji coba tersebut, Sputnik V diklaim efektif digunakan sebagai vaksin untuk mencegah mutasi varian baru Covid-19.

“Sebuah studi yang dilakukan di Gamaleya Center di Rusia memperlihatkan bahwa vaksinasi dengan Sputnik V berjalan baik melawan mutasi baru virus Corona, termasuk varian mutasi baru Inggris dan Afrika Selatan,” kata Deputi Direktur Gamaleya Center, Denis Logunov, seperti dilansir dari Reuters.

Hasil dari uji coba tersebut akan segera dipublikasikan. Namun, temuan ini merupakan indikasi awal tentang bagaimana uji coba itu berjalan. Bulan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin meminta ilmuwan untuk mengkaji lagi efektivitas vaksin Sputnik dalam mengatasi varian baru Covid-19 yang sudah menyebar di sejumlah negara di dunia.

Sputnik V yang diproduksi  AstraZeneca menggunakan virus yang sudah dimodifikasi dan tidak berbahaya sebagai perantara untuk membawa informasi genetik yang bisa membantu tubuh membangun kekebalan melawan infeksi baru.

Awal bulan ini, vaksin Sputnik V telah melalui fase 3 dengan efikasi mencapai 92 persen. Vaksin ini resmi dinyatakan aman dan diyakini memberikan perlindungan yang lebih komplet sehingga seseorang yang mendapatkan vaksin ini tidak harus dirawat di rumah sakit apabila terpapar Covid-19.

Peluncuran vaksin Sputnik  V sempat menuai kontroversi karena data final dari uji coba terakhir tidak pernah dipublikasikan. Namun, kini para ilmuwan sudah percaya bahwa Sputnik V  bisa digunakan sebagai vaksin Covid-19 seperti Pfizer, Oxford/AztraZeneca, Moderna dan Janssen.

Sputnik V adalah vaksin corona yang berbasis vektor adenovirus. Vektor adalah media yang dapat menginduksi materi genetik dari virus lain ke dalam sel manusia. Sementara adenovirus adalah virus yang ditemukan di kelenjar gondok dan sering menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut, menjadi virus yang paling umum digunakan untuk merekayasa sel lain.

Vektor adenoviral dianggap aman dan termasuk yang paling mudah untuk direkayasa. Obat berbasis adenovirus manusia telah digunakan secara luas, lebih dari 50 tahun. Untuk memastikan kekebalan tubuh, ilmuwan menggunakan dua jenis vektor adenovirus, yaitu rAd26 dan rAd5 untuk vaksinasi pertama dan kedua.

Vaksin Sputnik V bisa disimpan di tempat dengan suhu antara 2-8 derajat Celcius. Hal ini dianggap lebih praktis, ketimbang suhu di bawah nol seperti yang disyaratkan vaksin lain. Vaksin Sputnik V adalah yang paling terjangkau di dunia. Harganya kurang dari US$ 10 per dosis.

Dilansir dari laman France24, vaksin Sputnik V akan didistribusikan ke 37 negara. Otoritas di Rusia juga sudah mengajukan vaksin ini untuk mendapatkan otorisasi penggunaan dari Badan Obat-obatan Eropa.

Meksiko jadi negara pertama di Amerika Utara, yang menyetujui vaksin Sputnik V untuk digunakan dalam vaksinasi Covid-19. Meksiko telah menerima pengiriman pertama vaksin ini pada Selasa lalu.  Sekitar 200.000 dosis dikirimkan sebagai bagian dari batch pertama.

Rusia selanjutnya akan mengirimkan 24 juta vaksin pada batch berikutnya untuk 12 juta orang Meksiko yang masuk dalam target vaksinasi. Program vaksinasi menggunakan Sputnik V di Meksiko sudah dimulai pada 24 Februari lalu.

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan