Jokowi Janji Tak Impor Beras sampai Akhir Tahun, tapi Ada Syaratnya

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.
Presiden Joko Widodo meninjau lahan yang akan dijadikan "Food Estate" atau lumbung pangan baru di Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Kamis (9/7/2020). Jokowi pada Rabu (21/4) menjanjikan tak ada impor beras hingga akhir 2021 asalkan produksi beras petani cukup.
21/4/2021, 12.11 WIB

Presiden Joko Widodo mengatakan dirinya tidak suka dengan impor beras. Ia pun berjanji, tidak ada impor beras hingga akhir tahun bila produksi beras atau gabah dalam kondisi baik.

Jokowi mengatakan jajarannya sempat menghitung potensi hasil panen dan sempat khawatir produksi berkurang. Hal ini merupakan latar belakang adanya keputusan tambahan impor beras untuk cadangan.

Namun, pemerintah telah memastikan tidak ada impor beras hingga Juni mendatang. "Insya Allah nanti sampai akhir tahun, kalau produksinya bagus, berarti juga tidak akan impor (beras)," kata Jokowi usai memantau hasil panen padi di Desa Wanasari, Indramayu, Rabu (21/4).

Mantan Wali Kota Solo itu mengatakan hasil panen dalam kondisi baik mencapai 7-8 ton per hektare. Selain itu, harga gabah juga sudah meningkat jadi Rp 4.200 per kilogram.

Meski begitu, ia menerima sejumlah keluhan dari petani, salah satunya pupuk subsidi yang sulit dicari. Selain itu, petani kesulitan dalam mencari tenaga kerja untuk memanen padi.

Untuk itu, petani meminta Jokowi untuk diberikan mesin pemanen padi (combine harvester). "Sudah saya iyakan. Termasuk traktor dan juga pompa. Ini segera kami kirim," katanya.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian, perkiraan produksi beras pada Januari-Mei akan mencapai 17,5 juta ton. Sementara itu, stok akhir beras pada Desember 2020 sebanyak 7,38 juta ton sehingga total persediaan beras pada Januari-Mei diperkirakan 24,9 juta ton.

Sementara itu, perkiraan kebutuhan beras Januari-Mei sebanyak 12,33 juta ton. Dengan demikian, neraca beras sampai dengan Mei 2021 diperkirakan sebesar 12,56 juta ton.

Sementara, Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan produksi gabah kering giling (GKG) pada Januari-April 2021 sebesar 25,37 juta ton. Jumlahnya naik 26,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Jika dikonversi menjadi beras, maka potensi produksinya mencapai 14,54 juta ton pada Januari–April 2021. Jumlah tersebut naik sebesar 3,08 juta ton atau 26,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 11,46 juta ton.

Kenaikan produksi tersebut seiring dengan meningkatnya luas panen padi pada periode Januari-April 2021. BPS mencatat, potensi luas panen padi pada subround Januari–April 2021 mencapai 4,86 juta hektar. Jumlahnya mengalami kenaikan sekitar 1,02 juta hektar atau 26,5 persen dibandingkan Januari–April 2020 yang sebesar 3,84 juta hektare.

Reporter: Rizky Alika