Dihadang PDIP, Kans Ganjar Terbuka Digaet Partai Lain di Pilpres 2024
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sedang jadi buah bibir. Ia disentil partainya sendiri, yakni PDI Perjuangan (PDIP), karena dicap terlalu berambisi maju ke Pemilihan Presiden 2024. Spekulasi pun merebak, apakah Ganjar mampu melenggang ke kontestasi politik paling akbar seantero negeri ini.
Elektabilitas Ganjar terus berada di tiga besar bersama Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Misalnya, survei dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada 22 Februari 2021 menunjukkan nama mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) itu berada di posisi kedua dengan elektabilitas sebesar 10,6%, di bawah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sebesar 22,5%.
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komaruddin menilai Ganjar berpotensi menjadikan partai lain sebagai kendaraan politiknya. "Syaratnya elektabilitasnya harus tinggi dan berpotensi menang," kata Ujang saat dihubungi Katadata.co.id, Senin (24/5).
Ujang juga menjelaskan, kondisi yang dialami Ganjar merupakan hal yang lumrah dalam poltik. Apalagi modal elektabilitas yang dimiliki pria asal Karanganyar ini berpotensi menutup peluang Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Puan Maharani menuju 2024. "Itu hal yang biasa," katanya.
Senada dengan ujang, dosen Ilmu Politik dan Hubungan Internasional Universitas Paramadina A Khoirul Umam mengatakan potensi tersebut masih terbuka lebar. Apalagi basis elektabilitas pemimpin di RI masih berbasis ketokohan.
“Itu yang membuat Susilo Bambang Yudhoyono menang ada 2004 dan Joko Widodo menang pada 2013,” kata Umam, Senin (24/5) dikutip dari Antara.
Meski demikian, Ganjar perlu membangun momentum politik sehingga dirinya dianggap layak bertanding oleh partai selain PDIP. Dalam hal ini, ia perlu membangun alaasan pembeda dibandingkan patron politik lain yang berpotensi maju 2024.
Meski demikian, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno memprediksi mantan politisi Senayan tersebut tak akan mencari kendaraan politik lainnya. "Ganjar tipikal kader yang patuh terhadap putusan partai," kata dia.
Restu Megawati
Adi mengatakan situasi ini sulit lantaran tak ada jaminan Ganjar bisa mendapatkan dukungan meski elektabilitasnya bagus. Ia pun menilai, Ganjar harus bisa meyakinkan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk mendapatkan dukungan pencalonan pada Pilpres 2024.
"Kalau situasinya tak bisa diredam, sulit bagi Ganjar dapat restu PDIP, " kata Adi
Umam mengatakan Ganjar perlu melakukan tiga hal jika tetap ingin mendapatkan restu PDIP di 2014. Pertama, membangun kepercayaan kepada faksi elit partai banteng. "Bahwa tetap berada dalam kontrol elit, petugas partai, bukan pemain solo berlabel PDIP," kata Umam.
Kedua, mampu memastikan namanya bersih dari kasus lama yang kerap dikaitkan, contohnya kasus korupsi e-KTP. Ketiga, harus bisa menciptakan momentum politik seperti yang dilakukan Joko Widodo 2013 silam.
"Ganjar harus mampu menciptakan momentum politik seperti yang dilakukan Jokowi awal 2013 lalu," kata Umam.
Sebelumnya Direktur Eksekutif Indonesia Presidential Studies Nyarwi Ahmad mengatakan hal ini menunjukkan dukungan internal partai banteng kepada Ganjar belum aman. Bahkan Ganjar berpotensi kehilangan peluang mendapatkan tiket PDIP masuk gelanggang politik 2024 mendatang.
“Bukan tidak mungkin, nasib Ganjar untuk memaksimalkan karir politiknya lewat PDIP sudah di ujung tanduk,” kata Nyarwi lewat keterangan tertulis, Senin (24/5).
Sebelumnya, partai banteng tersebut tidak mengundang Ganjar untuk datang pengarahan kader menuju Pemilu 2024 oleh Puan. Dalam rilisnya, PDIP Jawa Tengah secara gamblang menganggap Ganjar terlalu berambisi maju pada Pemilihan Presiden 2024.
“(Ganjar Pranowo, red) 'wis kemajon' (kelewatan), 'yen kowe pinter, ojo keminter' (bila kamu pintar, jangan sok pintar-red)," kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto, Minggu (23/5) dikutip dari Antara.
Sedangkan dalam pengarahan, Puan meminta seluruh kader banteng berjuang secara nyata. Dia lalu menyentil pemimpin yang hanya kerap mondar mandir di meda sosial dan bukan di lapangan. “Pemimpin menurut saya memang ada di lapangan dan bukan di media sosial,” kata putri Megawati tersebut.
Adapun Ganjar enggan menanggapi terlalu banyak hubungannya dengan PDIP yang tengah surut. Dia hanya mengaku telah menggunakan media sosial sejak lama. “Saya kan sudah cukup lama bermedsos, sejak jadi Anggota DPR,” katanya di Semarang, Senin (24/5).