Peran Aktor Lintas Sektor Diperlukan agar PPKM Mikro Efektif

ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/hp.
Petugas menghentikan pengendara yang tidak mengenakan masker saat sidak protokol kesehatan di kawasan Ubung, Denpasar, Bali, Rabu (19/5/2021).
17/6/2021, 09.25 WIB

Jumlah kasus Covid-19 kembali meningkat setelah libur panjang Lebaran. Oleh karenanya, pelaksanaan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro (PPKM Mikro) harus kembali dilakukan. Upaya tersebut akan lebih efektif jika melibatkan peran berbagai aktor dari lintas sektor.

“Akan lebih efektif lagi secara penanganan di masyarakat ketika yang ambil bagian tidak cuma kesehatan, tapi dengan melibatkan seluruh sektor, bahkan sampai RT dan RW (rukun tetangga/rukun warga),” ujar Staf Seksi Gizi, Promkes dan PPSM Dinas Kesehatan DKI Jakarta Robin Andriyanto dalam diskusi virtual “Efektivitas PPKM Mikro Kendalikan Covid-19” yang digelar Katadata beberapa waktu lalu.

Robin menambahkan, pelaksanaan PPKM Mikro juga perlu dibarengi dengan testing, tracing, dan treatment (3T) yang signifikan. Dengan adanya koordinasi hingga tingkat terendah, diharapkan 3T akan semakin mudah dilakukan. Selain itu, Pemprov DKI Jakarta pun melakukan pengawasan dan pendataan.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendata seluruh RT dan mengelompokkannya berdasarkan zona merah hingga hijau. Saat ini terdapat 3 RT yang tergolong zona merah, 23 zona oranye, 2.416 zona kuning, dan 28.040 berada di zona hijau. Sebagai tindak penanganan, Pemprov memberlakukan micro lockdown di RT yang tergolong zona merah.  

“Jadi ada pembatasan masyarakat yang keluar masuk, terus di akses pintu, Satpol PP (Satuan Polisi Pamong Praja) berjaga di sana,” katanya.

Robin mengungkapkan, PPKM Mikro merupakan salah satu strategi yang efektif untuk menekan jumlah kasus Covid-19. Hal ini berdasarkan jumlah penurunan angka yang cukup signifikan sejak PPKM Mikro diberlakukan pada Januari lalu hingga Lebaran.

Berbeda dengan situasi di Jakarta, Kota Batam di Kepulauan Riau cukup mengalami kesulitan saat pemberlakuan PPKM Mikro. Kepala Balai Pelatihan Kesehatan Kota Batam Asep Zaenal Mustofa mengatakan, pemberlakuan ini cukup sulit terkendali karena Kota Batam yang memiliki beberapa pulau dan pelabuhan.

“Lokasi wilayah dengan kota yang punya pelabuhan dan tempat transit, menjadikan efektivitas PPKM Mikro tidak semulus itu,” ujar Asep pada acara yang sama.

Menurut Asep, salah satu faktornya adalah para Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang datang dari berbagai negara. Para PMI ada yang melakukan transit atau mudik ke Batam. Oleh karena itu pemerintah setempat memperketat aturan warga yang pulang dari luar negeri untuk melakukan karantina mandiri selama lima hari.

DKI Jakarta dan Kota Batam terus mendorong pelaksanaan 3T dan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, menjaga jarak, dan mengurangi mobilitas) untuk menyukseskan PPKM Mikro. Hal ini dibarengi dengan program vaksinasi yang terus berjalan. 

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan