Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan memastikan bahwa vaksin AstraZeneca aman digunakan, khususnya bagi gen-z dan milenial. Kemenkes menekankan, program vaksinasi perlu terus didukung segenap masyarakat demi mengoptimalkan penanganan pandemi Covid-19.
Juru Bicara Vaksin Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengimbau publik agar lebih tenang dan jernih dalam menyimak informasi. Pasalnya, ada begitu banyak disinformasi, termasuk kabar yang meragukan keamanan vaksin AstraZeneca.
“Masyarakat yang takut itu karena yang dibaca berita hoaks. Intinya, selama tidak ada kebijakan penghentian dari pemerintah maka sebaiknya tetap ikuti program vaksinasi yang ada,” tutur Siti dalam Katadata Forum Virtual Series bertajuk “Amankah Vaksin AstraZeneca untuk Gen-Z dan Milenial” pada pekan lalu.
Terkait kabar risiko pembekuan darah akibat vaksin AstraZeneca bagi kelompok usia produktif seperti gen-z dan milenial atau penduduk 18 tahun ke atas, rasionya adalah 4 : 1 juta orang. Dengan kata lain, di antara 1 juta orang yang disuntik vaksin ini, risikonya kemungkinan muncul terhadap empat orang.
Risiko gangguan pada darah ada, tetapi angka 4 : 1 juta mengindikasikan rasionya sangat kecil. Risiko penggumpalan darah justru jauh lebih besar bagi perokok aktif dan pengguna pil keluarga berencana (KB). Rasio penggumpalan darah pada perokok ialah 2.000 : 1 juta sedangkan pengguna pil KB sekitar 500 : 1 juta.
Nadia mengutarakan, pada dasarnya semua vaksin akan menstimulus respon kekebalan tubuh manusia namun reaksi pada masing-masing orang berbeda. Ada yang mengalami nyeri sendi, sakit kepala, dan lain-lain. Menurutnya, yang perlu dipahami ialah semua varian vaksin Covid-19 sudah melalui pengujian terpercaya sehingga tidak perlu khawatir berlebihan atas risiko efek sampingnya.
Sekalipun vaksin memiliki kemungkinan efek samping, bukan berarti lantas enggan divaksinasi. Pasalnya, risiko mengalami gejala yang parah akibat Covid-19 tetap lebih tinggi dibandingkan kemungkinan pembekuan darah sebagai efek samping vaksin.
Kemenkes juga mengingatkan masyarakat yang sudah menjalani vaksinasi agar tetap waspada menghadapi Covid-19. “Vaksinasi itu perlindungan bagi tubuh jika Covid-19 masuk ke tubuh kita. Kalau untuk mencegah dari terjangkit virus ini ya penangkalnya adalah protokol kesehatan. Kita butuh proteksi ganda,” ucap Nadia.
Protokol kesehatan yang dimaksud ialah 3M. Tidak hanya mengandalkan penggunaan masker secara benar, tetapi juga perlu untuk menjaga jarak serta mencuci tangan menggunakan sabun lantas membilasnya dengan air mengalir yang bersih.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan