Istana Optimistis RI Kembali Jadi Negara Menengah Atas dalam Dua Tahun

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/rwa.
Pedagang melintasi kawasan gedung bertingkat di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (23/3/21). Staf Khusus Presiden Arif Budimanta optimis Indonesia akan kembali jadi negara berpendapatan menengah atas dalam satu atau dua tahun.
8/7/2021, 18.50 WIB

Di luar itu, banyak negara yang juga mengalami penuruan GNI perkapita. Namun, mereka tidak berada di dekat batas klasifikasi pendapatan yang ditetapkan sehingga tak mengalami penurunan kelas.

Sementara, Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman mengatakan pemerintah mempelajari dengan seksama laporan Bank Dunia. Ia pun yakin pertumbuhan ekonomi akan mencapai 5-7% pada 2021 dengan kerja keras menangani pandemi, perlindungan sosial, dan pemulihan ekonomi khususnya UMKM.

"Sampai saat ini Presiden Jokowi masih menetapkan pertumbuhan ekonomi sekitar 5-7% pada 2021," katanya.

Berdasarkan klasifikasi terbaru Bank Dunia yang dirilis awal bulan ini, negara yang masuk dalam kelompok pendapatan rendah memiliki GNI per kapita di bawah US$ 1.046. Negara berpendapatan menengah ke bawah memiliki GNI per kapita antara US$ 1.046 dan US$ 4.095.

Lalu, ekonomi berpendapatan menengah atas memiliki GNI per kapita antara US$ 4.096 dan US$ 12.695. Sedangkan negara dengan ekonomi berpenghasilan tinggi memiliki GNI per kapita sebesar US$ 12.695 atau lebih.

Klasifikasi ini berubah dibandingkan tahun lalu saat Bank Dunia menempatkan Indonesia ke dalam kelompok negara berpendapatan menengah atas. Saat itu, negara yang masuk dalam kelompok pendapatan rendah memiliki GNI per kapita di bawah US$ 1.035.

Negara berpendapatan menengah ke bawah memiliki GNI per kapita antara US$ 1.035 dan US$ 4.045. Lalu ekonomi berpendapatan menengah atas memiliki GNI per kapita antara US$ 4.046 dan US$ 12.535. Sedangkan negara dengan ekonomi berpenghasilan tinggi memiliki GNI per kapita sebesar US$ 12.535 atau lebih.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika