Datang ke Semarang rasanya tidak lengkap jika tidak berkunjung ke Kota Lama Semarang. Tempat ini memiliki daya tarik tersendiri sebagai destinasi wisata. Letaknya yang strategis dan berada di tengah kota memudahkan orang menjangkau kawasan ini.
Di balik uniknya bangunan yang berdiri di area tersebut, ada sejarah panjang dari kutha lawas ini. Ingin tahu bagaimana sejarahnya? Berikut ini kami rangkumkan khusus untuk Anda.
Sejarah Kota Lama Semarang
Melansir dari ANUVA (2019), jurnal tersebut menjelaskan asal mula terbentuknya Kota Lama Semarang. Dimulai dari letak geografis Semarang yang cukup strategis. Dahulu, wilayah Semarang memiliki jalan yang menghubungkan wilayah Kartasura. Semarang menjadi incaran VOC karena lokasinya strategis dan bisa mempersingkat perjalanan perdagangan.
Berdasarkan perjanjian dengan Amangkurat II, akhirnya VOC mendapatkan izin untuk mendirikan kawasan di area dekat rumah bupati dan tepi Kali Semarang. Berawal dari izin tersebut, berkembanglah bangunan milik Belanda di sana. Kota Lama ini -dahulu dikenal dengan nama De Oude Stad- lalu berkembang sangat pesat dan mendapatkan julukan Little Netherland karena mirip dengan kota-kota di Negeri Kincir Angin.
Pada masa kolonial, tata ruang daerah tersebut sangat diperhatikan. Bangunan-bangunan di sana menggunakan konsep yang sama, seperti tata ruang kota di Eropa. Saat Belanda masih mendudukinya, area Kota Lama menjadi pusat pemerintaha, pusat industri, serta perdagangan. Tak heran jika di tempat ini banyak dibangun fasilitas penunjang mulai dari gedung teater, pengadilan negeri, rumah-rumah, dan area perkantoran.
Ada Apa Saja di Kota Lama Semarang?
Jika menyusuri Kota Lama Semarang, Anda akan menemukan beberapa bangunan yang unik dan bersejarah. Melansir dari bisniswisata.co.id, beberapa bangunan kuno hingga saat ini bisa dijumpai. Diawali dari jalan utama, yaitu Jl. Pemuda, ada Kantor Pos Besar dan di seberangnya Semarang Nol Kilometer.
Menuju ke timur 100 meter, ada jembatan di atas Sungai Semarang, dahulu dikenal sebagai Gouvernementsbrug atau masyarakat setempat menyebutnya sebagai Brug. Jembatan ini sekarang disebut Jembatan Berok atau Mberok. Dahulu, jembatan ini satu-satunya jalan menuju kawasan Kota Lama. Mberok semula jembatan gantung, lalu dibuat menjadi jembatan permanen.
Melalui jembatan ini, Anda bisa melihat pemandangan gedung kantor dengan model khas Belanda. Tempat tersebut dahulu dikneal sebagai Westenwal Straat. Di sepanjang jalan tersebut juga berdiri kantor tua dari Bank Mandiri, PT. Phapros, PT. Pelni, GKBI, dan bangunan bersejarah lainnya.
Jika anda berjalan terus ke arah timur, maka anda akan menemukan jalan utama dari kawasan kutha lawas ini yaitu JL. Letjen Suprapto dan dulu dikenal dengan nama Herenstraat. Disana anda akan menemukan Gereja Protestan Indonesia Barat atau GPIB “Immanuel” yang sudah berdiri sejak 1753. Didepan gereja ini ada tanaman kota bernama Sri Gunting yang dahulu disebut Parade Plein.
Sementara itu di belakang gereja di dekat Taman Garuda ada bangunana dari PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia yang saat ini sudah diperbaiki dan diubah menjadi Galeri Industri Kecil Menengah atau Galeri Industri Kreatif dan sebagain digunakan untuk penampung PKL yang menjual barang-barang antik.
Pada area Kota Lama ini, anda bisa menjumpai beberapa gedung yang sebagian sudah banyak direvelitalisasi. Beberapa gedung di area Kota Lama Semarang antara lain;
- Gedung bekas Javasche Bank yang saat ini menjadi Semarang Kreatif Galeri.
- Gedung bekas Kantor Pengadikan Pemerintahan Belanda yang pernah menjadi rumah dinas pendeta Gereja Immanuel dan pada 2006 menjadi rumah makan mewah.
- Gedung Marba.
- Gedung Spiegel yang saat ini digunakan untuk bar dan bistro.
- Gedung Jiwasraya
- Gedung bekas Van Drop, saat ini menjadi Dream Museum Zone
- Gedung Marabunta yang menjadi gedung serb gunam dahulunya gedung ini bernama Statschouwburg yang merupakan Gedung Komedi.
Terlepas dari beberapa bangunana bersejarah, di kota ini ada juga wisata air yang bisa dinikmati. Tepatnya di depan Stasiun Tawang, bernama Polder Tawang. Sebenarnya Polder Tawang merupakan sisten drainase waduk kecil dengan luas sekitar 1 hektare yang dilengkapi dengan tanggaul, pintu air, dan pompa air untuk mengatasi banjir. Namun polder ini lama kemalaan menjadi wisata air bagi warga setempat.
Revitalisasi Kota Lama Semarang
Kota lama memang menyimpan berjuta pesona dan membuat siapa saja yang melihatnya merasa kagum. Tempat ini bukan hanya bersejarah, namun juga menjadi daya tarik tersendiri bagi orang yang berkunjung ke Semarang. Melihat potensi tersebut, akhirnya pemerintah setempat memutuskan untuk melakukan revitalisasi Kota Lama Semarang.
Pada 8 November 2012, tepat pada Hari Tata Ruang Dunia, ditanda tanganilah Piagam Komitemen Kota Pustaka yang menjadi cikal bakal revitalisasi. Hingga kemudian dibentuk Badan Pengelola Kawasan Kota Lama dengan tujuan agar revitalisasi bisa segera terwujud.
Pada 2013, Taman Garuda dan Taman Sri Gunting mulai dibenari. Kemudian 2014, Pemda Semarang berhasil membeli rumah tua bekas Oudetrap. Revitalisasi berjalan cukup masif, hingga pada September 2019, Kota Lama Semarang mulai menarik dikunjungi wisatawan.
Saat ini gedung-gedung sudah diperbaiki, disediakan juga jalur khusus untuk tuna netra. Ada juga traffic cones dan lampu penerangan yang membuat area ini menjadi semakin hidup. Saat ini anda bisa melihat wajah baru dari Kota Lama Semarang dan tempat tersebut semakin menarik untuk dikunjungi.