EDISI KHUSUS | Jelajah Jalan Raya Pos

Jelajah Jalan Raya Pos: Sisa Kenangan Tugu dan Benteng Portugis

Muhammad Zaenuddin|Katadata
Situs sejarah diduga bekas benteng peninggalan Belanda di sebuah Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Desa Kilensari, Panarukan, Situbondo, Jawa Timur, Senin, (16/8/2021).
19/8/2021, 09.35 WIB
Situs Benteng Portugis (Muhammad Zaenuddin|Katadata)

Kondisi serupa juga terjadi pada Benteng Portugis. Situs bersejarah itu diduga bekas benteng peninggalan Belanda yang saat ini berdampingan dengan Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Desa Kilensari, Kecamatan Panarukan, Situbondo.

Bangunan tembok dari batubata merah berbentuk segi tiga dengan panjang tiap sisinya mencapai 150 meter. Sebagian tembok memiliki ketebalan hingga 1,5 meter dengan tinggi 4 - 5 meter. Saat ini banyak yang terpendam, dan sebagian lagi rusak karena tidak terawat.

Menurut warga yang menjaga  TPU sekaligus tembok besar yang sudah dikelilingi makam itu, banyak bukti-bukti sejarah yang menguatkan dugaan tembok itu adalah De Fortres Van Pannaroekan. Di antaranya, adanya bekas bangunan menara berbentuk anak panah di tiap penjuru benteng.

Mercusuar Pelabuhan Panarukan, Situbondo, Jawa Timur (Muhammad Zaenuddin|Katadata)

Dua menara itu sangat mungkin digunakan memantau kelancaran aktivitas perdagangan di Pelabuhan Panarukan. Dan satu menara lagi mengawasi masuknya para penjahat dari arah jalan Raya Deandels.

Panarukan pada masa silam membuat Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels memilihnya sebagai ujung Jalan Raya Pos, jalan sepanjang seribu kilometer yang dibangun dari Anyer. Daendels tahu betul Panarukan berpotensi besar sebagai daerah pertahanan dan ekonomi.

Jelajah Jalan Raya Pos (Muhammad Zaenuddin|Katadata)
Halaman: