Namun, Jokowi mengingatkan, khusus pada produksi porang agar bisa dimaksimalkan hingga menjadi barang jadi seperti kosmetik, beras atau makaan lainnya.
Laporan Badan Pusat Statistika (BPS) pada kuartal II menunjukkan sektor pertanian masih berhasil tumbuh positif 0,38% secara tahunan. Meski begitu, ini merupakan level terendah sejak kuartal pertama tahun lalu yang tumbuh 0,02%. Sementara pada kuartal I 2021 sektor ini berhasil tumbuh tinggi 2,95%.
"Saya yakin pada kuartal ketiga sektor pertanian masih bisa tumbuh lebih baik lagi, karena potensi pasar masih tetap besar baik di dalam negeri maupun ekspor ke luar," ujar Jokowi.
Nilai ekspor pertanian sepanjang paruh pertama tahun ini mencapai Rp 282 triliun. Nilainya naik 14,05% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
BPS mencatat, kesejahteraan petani pada bulan Juli menurun seiring pemberlakuan PPKM Daurat dan PPKM Level 4. Ini tercermin dari nilai tukar petani (NTP) Juli 2021 yang turun dari bulan sebelumnya menjadi 103,48. Kendati demikian NTP tersebut masih berada di level optimisme.
Penurunan pada NTP bulan lalu dipengaruhi kenaikan pada pendapatan petani yang lebih rendah dibandingkan kenaikan pengeluaran rumah tangganya. Indeks yang diterima petani (IT) menunjukkan tingkat hasil produksi pertanian. IT bulan lalu hanya naik 0,03%. Sementara, indeks yang dibayar petani (IB) menunjukkan biaya yang dikeluarkan rumah tangga petani, nilainya naik 0,14.