Jokowi Waspadai Dampak Kebijakan PPKM ke Ekonomi Kuartal III dan IV
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akan terus berlaku selama pandemi Covid-19. Presiden Joko Widodo pun mewaspadai dampak kebijakan PPKM ke pertumbuhan ekonomi kuartal III dan IV.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi akan terkena dampak dari kebijakan PPKM yang diterapkan pemerintah. Meski begitu, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II lalu berhasil tumbuh sebesar 7,07% secara tahunan.
"Kita tetap waspada pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga dan keempat 2021," kata Jokowi dalam Kongres ISEI XXI dan Seminar Nasional 2021 secara virtual, Selasa (31/8).
Selain pertumbuhan ekonomi, inflasi juga relatif terkendali di 1,5%. Sementara, ekspor Indonesia juga meningkat pada kuartal II lalu sebesar 31,8% secara tahunan. Sedangkan, konsumsi masyarakat pada kuartal II mencapai 5,9%, investasi tumbuh 7,6%, dan indeks kepercayaan pemerintah naik dari 97,6 menjadi 115,6.
Kepala Negara berharap, perekonomian nasional dan global akan segera membaik dalam waktu dekat. Terlebih, Dana Moneter Internasional 9IMF) memprediksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun depan meningkat 6% pada dan pada 2022 tumbuh 4,9%.
Jokowi pun menilai, sinyal pemulihan global memang sudah sangat terasa, baik dari aktivitas manufaktur global yang tumbuh positif, ekspor dan impor yang terus menggeliat, hingga harga-harga komoditas yang mengalami peningkatan. Mantan Wali Kota Solo itu juga akan menjaga keseimbangan antara kebijakan gas dan rem pada sektor ekonomi maupun kesehatan.
Pekan lalu Jokowi memperkirakan ekonomi pada kuartal berikutnya tidak akan tumbuh setinggi triwulan dua. Hal ini terjadi lantaran kasus Covid-19 sempat mengalami peningkatan dan mengakibatkan ekonomi tidak bisa tumbuh secara maksimal.
"Kita pastikan bahwa pertumbuhan ekonomi di kuartal III pasti akan lebih rendah dari kuartal II," kata Jokowi dalam acara Sarasehan 100 Ekonom, Kamis (26/8).
Sebelumya, pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini hanya tumbuh di kisaran 3,7%-4,5%. Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi, sektor konsumsi rumah tangga yang berkontribusi lebih dari separuh nilai PDB tumbuh paling lambat dibandingkan empat komponen pengeluaran lainnya.
Ia pun pesimistis dengan realisasi kuartal III 2021 lantaran terdapat pemberlakuan PPKM dua bulan terakhir. "Pada kuartal III, kita terkena PPKM. Namun, kuartal IV nanti ada Natal dan Tahun Baru. Ini biasanya cukup meningkat secara seasonal. Jika Covid-19 tidak mengancam lagi, kami bisa memanfatkan momentum ini," kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR RI bersama Kementerian Keuangan, Bappenas, Bank Indonesia, OJK dan BPS, Senin (30/8).