Presiden Joko Widodo mengatakan pemberian vaksin Covid-19 akan terus dipercepat agar pemerintah dapat segera mencapai target kekebalan komunitas. Ia pun mencatat, 61,5 juta orang atau 29,5% warga telah mendapatkan vaksinasi tahap pertama. Sedangkan, 34,8 juta atau 16,7% warga telah mendapatkan vaksinasi tahap II.
Untuk itu, Indonesia akan mendapatkan tambahan vaksin sebanyak 331,67 juta dosis sepanjang Agustus-Desember 2021. Dari jumlah tersebut, sebanyak 285,67 juta dosis merupakan pesanan pasti, sedangkan 73 juta dosis merupakan pesanan belum pasti.
"Vaksinasi akan terus kita percepat agar segera memenuhi target," kata Jokowi dalam Kongres ISEI XXI dan Seminar Nasional 2021 secara virtual, Selasa (31/8).
Usai acara ISEI, Jokowi meninjau vaksinasi di Pondok Pesantren Miftahul Falah, Kuningan, Jawa Barat. Dalam kesempatan tersebut, Presiden menargetkan vaksinasi bagi pelajar dan santri akan dilakukan secara masif, terutama di daerah dengan tingkat penyebaran Covid-19 tinggi.
"Tadi saya juga bertanya kepada anak-anak. Angkat tangan yang ingin belajar tatap muka. Ternyata semuanya ingin segera pembelajaran tatap muka," kata Jokowi di Ponpes Miftahul Falah Kuningan, Selasa (31/8).
Pembelajaran tatap muka akan dimulai pada awal September atau pekan mendatang. Mantan Wali Kota Solo itu juga berharap, penularan Covid-19 varian delta bisa segera dikendalikan.
Di sisi lain, pelajar dan santri juga harus menerapkan protokol kesehatan secara disiplin. "Semuanya pakai masker dan cepat-cepat kita semua divaksinasi," katanya.
Sebagaimana diketahui, Jokowi memerintahkan jumlah vaksin yang diberikan bisa mencapai 2,3 juta dosis per hari. Sebelumnya Jokowi menargetkan vaksinasi bisa dilakukan dengan jumlah dua juta dosis per hari.
"Kalau bisa, rata-rata ditingkatkan ke 2,3 juta," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat konferensi pers virtual, Senin (30/8).
Mantan Direktur Utama Bank Mandiri itu mengatakan dari 64 juta dosis yang rencananya datang Agustus, akan ada penundaan. Tapi ia menjanjikan 80 juta akan tiba pada September mendatang untuk memacu target tersebut.
"September akan dapat di kisaran 80 juta dosis. Kalau sehari 2,3 juta maka satu bulan memang perlu sekitar 60 jutaan," ujarnya.
Dia lalu menargetkan target 100 juta dosis bisa tercapai dalam enam sampai tujuh pekan mendatang. Angka ini sebuah kemajuan mengingat diperlukan 26 minggu untuk mencapai suntikan 50 juta dosis. "Mudah-mudahan ke depan bisa turun lima sampai empat minggu," katanya.