Eijkman Kembangkan Vaksin Covid-19 untuk Varian Baru

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.
Direktur LBM Eijkman Amin Soebandrio menyampaikan paparan saat rapat kerja bersama Komisi VII DPR terkait Vaksin Merah putih di kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (18/1/2021). Pemerintah menargetkan penyerahan bibit vaksin kepada Bio Farma dapat dilakukan pada Maret 2021.
Penulis: Dimas Jarot Bayu
18/9/2021, 14.11 WIB

Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman tengah mengembangkan vaksin virus corona Covid-19 untuk varian baru. Hal tersebut dilakukan untuk memperkuat efikasi vaksin dari varian baru corona, seperti Delta (B.1.617.2) yang sempat mendominasi di Indonesia sejak Juni 2021.

"Di Eijkman, kami sedang mencoba untuk mengembangkan vaksin khusus varian tertentu," kata Direktur LBM Eijkman Amin Soebandrio dalam diskusi Wealth Wisdom 2021: Anticipating Covid-19 Variants yang diselenggarakan Bank Permata bersama Katadata pada Sabtu (18/9).

Walau demikian, Amin menyebut pengembangan vaksin corona tersebut masih belum dilakukan secara luas. Pasalnya, virus corona terus bermutasi secara cepat. Tak ada yang bisa memastikan varian apa yang akan mendominasi di Indonesia ke depannya.

Pada saat ini saja, Amin menyebut sudah ada sejumlah varian corona baru selain Delta yang masuk ke Indonesia, seperti Eta (B.1.525) dan Kappa (B.1.617.1). "Kami belum tahu berapa bulan kemudian, enam bulan kemudian, atau 12 bulan kemudian, apakah masih tetap Delta yang mendominasi. Jadi kami tetap mengawasi," kata Amin.

Atas dasar itu, Eijkman lebih memfokuskan pengembangan vaksin Merah Putih yang menggunakan platform protein rekombinan. Menurut Amin, vaksin tersebut ditargetkan selesai uji praklinis terhadap hewan pada akhir 2021.

Kemudian, vaksin Merah Putih akan memasuki tahap uji klinis mulai awal tahun depan. Amin memperkirakan proses uji klinis vaksin Merah Putih memakan waktu sekitar 8-9 bulan.

Dia pun berharap vaksin Merah Putih bisa mendapatkan izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) sebelum uji klinis tahap III selesai. "Jadi diharapkan sekitar kuartal III-2022 sudah bisa didapatkan EUA," kata Amin.

Selain Eijkman, vaksin Merah Putih dikembangkan oleh enam lembaga lainnya. Universitas Airlangga (Unair) bersama PT Biotis Pharmaceutical Indonesia, misalnya, mengembangkan vaksin Merah Putih menggunakan metode inaktivasi virus.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengembangkan vaksin Merah Putih dengan rekombinan protein fusi whole genome sequencing virus Sars-CoV-2. Universitas Indonesia (UI) mengembangkan vaksin Merah Putih dengan vaksin DNA, mRNA, dan virus like particles.

Kemudian, Institut Teknologi Bandung (ITB) mengembangkan virus tersebut dengan vector adenovirus. Sementara itu, Universitas Airlangga menggunakan adenovirus, adeno associated virus based, dan inaktivasi virus dan Universitas Gadjah Mada dengan protein rekombinan.

Menurut Direktur Jenderal Industri Kimia Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Muhammad Khayam, pemerintah akan memfasilitasi vaksin Merah Putih yang lebih dulu selesai uji klinis dari ketujuh lembaga tersebut. "Pemerintah juga mendorong mana yang terbaik. Prinsipnya ada keefektifan dan kecepatan," kata Khayam dalam Rapat Dengar Pendapat dengan DPR, Rabu (15/9).

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan