Tambahan Kasus Covid-19 Turun, Angka Rasio Positif di Bawah 1%

Muhammad Zaenuddin|Katadata
Calon penumpang antre sebelum menuju peron jalur layang (elevated track) di Stasiun Manggarai, Jakarta, Kamis (30/9/2021)
Penulis: Rizky Alika
Editor: Yuliawati
1/10/2021, 20.50 WIB

Satgas Penanganan Covid-19 mencatat tambahan kasus virus corona pada Jumat (1/10) sebanyak 1.624 kasus. Tambahan pasien baru hari ini merupakan yang terendah kedua sepanjang tahun ini, setelah pada Senin (27/9) yang tercatat 1.390 orang.

Selain tambahan yang rendah, angka positif rasio positif juga menunjukkan penurunan. Dari pemeriksaan terhadap 171.146 orang, angka rasio positif harian sebesar 0,95%.

Angka rasio positif ini merupakan terendah ketiga selama pandemi. Pada 30 September lalu, angka rasio positif terendah yakni 0,87% dan pada 27 September 0,91%.

Adapun, rasio positif dengan memperhitungkan NAAT (RT-PCR dan TCM) sebesar 3,05%. Sebagaimana diketahui, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan batas aman angka rasio positif tidak lebih dari 5%.

Penambahan kasus Covid-19 hari ini masih disumbang wilayah Jawa-Bali. Kasus tambahan terbanyak di DKI Jakarta yakni 151 orang. Selanjutnya, tambahan terbanyak berasal dari Jawa Timur 124 kasus, Jawa Barat 115 kasus, Jawa Tengah 107 kasus, dan Bali 97 kasus.

Sedangkan, tambahan kasus terendah berada di Gorontalo satu orang. Lainnya Maluku dan Sulawesi Tenggara masing-masing tiga kasus, Bengkulu enam kasus, dan Papua Barat tujuh kasus.

Akumulasi kasus Covid-19 nasional sepanjang pandemi mencapai 4,21 juta orang. Sedangkan total kasus aktif pada hari ini turun 1.274 kasus menjadi 34.867.



Jumlah kasus sembuh pada hari ini sebanyak 2.811. Secara keseluruhan, jumlah penderita corona yang sudah sembuh di Indonesia sebanyak 4,03 juta kasus.

Adapun jumlah yang meninggal akibat Covid-19 sebanyak 87 orang sehingga totalnya menjadi 142.026 orang. Kasus kematian terbanyak hari ini berasal dari Jawa Tengah, yaitu 15 kasus. Kemudian, Jawa Timur mencatat 11 orang meninggal, Aceh 10 orang, dan Bali enam orang meninggal.

Meski kasus melandai, ahli virologi Universitas Udayana I Gusti Ngurah Kade Mahardika memprediksi gelombang ketiga penularan akan terjadi pada Januari-Februari 2022. Di seluruh dunia menunjukkan pola gelombang yang sama. "Kasus gelombang ketiga pasti terjadi," kata Mahardika dalam webinar Badan Nasional Penganggulangan Bencana (BNPB) Indonesia, Kamis (30/9).

Mahardika berharap pemerintah dan masyarakat mengantisipasi kemungkinan ledakan jumlah pasien di rumah sakit serta kasus orang meninggal akibat Covid-19. Masyarakat diharapkan sudah banyak yang mendapatkan vaksin virus corona.

Dia menjelaskan bahwa vaksinasi bisa menekan jumlah perawatan di rumah sakit dan pasien meninggal dunia. Meski demikian, vaksin tidak akan mencegah transmisi komunitas. "Virus akan menjadi penyakit musiman," kata dia.

Reporter: Rizky Alika

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan