Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah menyetujui pencalonan Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI. Selanjutnya, Presiden Joko Widodo akan melantik Andika Perkasa pada pekan depan.
Namun, Kepala Negara belum memastikan hari pelantikan Panglima TNI lantaran masih mencari hari baik. "Pelantikan Panglima TNI nanti minggu depan," kata Jokowi di Kampus Akademi Bela Negara, Jakarta, Kamis (11/11).
Sebelumnya rapat paripurna DPR telah menyetujui Andika sebagai Panglima TNI. Keputusan itu diambil setelah mendengarkan visi misi menantu AM Hendropriyono ini dalam uji kelayakan yang digelar pada Sabtu (6/11).
Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menjelaskan pemilihan Andika berdasarkan kalkulasi matang, salah satunya memperhitungkan senioritas. Moeldoko juga memastikan, penunjukkan panglima tidak selalu mengikuti tradisi rotasi matra.
Andika yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menggantikan posisi Hadi Tjahjanto yang berasal dari TNI Angkatan Udara. Namun, dua panglima sebelum Hadi berasal dari TNI AD, yaitu Moeldoko dan Gatot Nurmantyo.
"Tidak juga tradisi bersifat permanen. Jadi semua ada kalkulasi yang matang," kata Moeldoko di kantornya, Jakarta, Jumat (5/11).
Namun, Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI Soleman B Ponto menilai, pemilihan Andika sebagai calon Panglima TNI lebih karena faktor kedekatannya dengan Jokowi. Andika sebelumnya pernah menjadi Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) pada 2014 dan menjabat sekitar dua tahun.
"Pak Jokowi memilih lebih karena chemistry. Kalau kapabilitas sama semua para Kepala Staf TNI," kata Ponto dalam diskusi virtual pada Minggu (7/11).
Menurut Ponto, bukan hal baru Jokowi memilih pimpinan lembaga dari orang-orang yang punya kedekatan dengannya. Dia mencontohkan pemilihan Hadi dan Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo.
Hadi diketahui pernah menjabat sebagai Komandan Pangkalan Udara (Lanud) Adi Sumarno pada 2010-2011 ketika Jokowi masih menjadi Wali Kota Solo. Hadi pun sempat diangkat menjadi Sekretaris Militer (Sesmil) Presiden pada 2015-2016.
Sementara, Listyo tercatat pernah menjadi Kapolresta Surakarta pada 2011. Dia juga pernah diangkat sebagai ajudan Jokowi hingga 2016. "Kalau saya lihat tipikal Pak Jokowi lebih senang bekerja dengan orang-orang yang sudah dia kenal," kata Ponto.