Penularan varian Omicron terus meningkat di Provinsi DKI Jakarta. Bahkan dari data Pemerintah Provinsi DKI, kasus positif mutasi Covid-19 tersebut telah mencapai 311 orang.
Dari angka tersebut, sebanyak 87,1% atau 271 orang merupakan pelaku perjalanan luar negeri, sedangkan 40 kasus adalah penularan lokal. Oleh sebab itu Pemprov meminta masyarakat mewaspadai penyebaran varian ini.
Tak hanya itu, Pemprov juga mencatat jumlah kasus aktif Covid-19 bertambah 224 menjadi 1.394 hingga Jumat (7/1). Dari total kasus aktif, sebanyak 1.082 merupakan pelaku perjalanan luar negeri.
“Kasus positif bertambah 300 dan 230 di antaranya pelaku perjalanan luar negeri,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia, dikutip dari ppid.dki.go.id, Jumat (7/1).
Kasus positif kemarin didapatkan dari pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) terhadap 13.259 orang. Dwi mengatakan Pemprov saat ini menargetkan 10.645 orang diperiksa tiap pekan sesuai arahan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
“Target ini telah dilampaui selama beberapa waktu. Dalam seminggu terakhir, ada 83.048 orang dites PCR,” kata Dwi.
Sedangkan angka tes PCR di DKI juga telah mencapai 740.720 per satu juta penduduk. Adapun rasio positif Covid-19 selama sepekan terakhir di Jakarta mencapai 1,6% dan rasio kasus positif mencapai 11% atau di atas standar WHO 5%.
WHO juga telah mengingatkan semua pihak untuk tak meremehkan varian Omicron meski sebagian besar gejala yang dihasilkan lebih ringan dari Delta. Mereka memperingatkan potensi terjadinya "tsunami" dipicu oleh penyebaran Omicron dan Delta.
"Meskipun Omicron tampaknya tidak terlalu parah dibandingkan Delta, terutama pada mereka yang divaksinasi, itu tidak berarti varian ini harus dikategorikan sebagai ringan," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Kamis (6/1), seperti dikutip dari Reuters.