Beberapa hari terakhir warganet diramaikan video soal kesalahan Bumame Farmasi dalam melaporkan hasil tes Polymerase Chain Reaction (PCR) Covid-19. Kementerian Kesehatan menduga ada kesalahan standar operasional prosedur yang dilakukan penyedia layanan tes kesehatan tersebut.
Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan seharusnya sebuah laboratorium memiliki alur kerja tes yang terstandarisasi. “Kalau ada human error, artinya ada prosedur dan SOP yang harus dipatuhi,” kata Nadia, Jumat (4/2) dikutip dari Antara.
Nadia mengatakan jika kesalahan terbukti merugikan konsumen maka perlu dilihat apakah ada ketentuan yang dilanggar. Meski demikian, ia menyerahkan sanksi kepada pemerintah daerah setempat sesuai lokasi operasional laboratorium.
“Sanksi dan pengawasan (wewenang) pemerintah daerah,” ujarnya.
Sebelumnya beredar video yang viral berisi kemarahan perempuan berinisial Z kepada petugas jaga Bumame Farmasi di Sudirman Central Business District (SCBD), Jakarta Selatan. Ia merasa dirugikan dan terancam gagal melakukan perjalanan akibat laboratorium tersebut memberikan laporan hasil positif tes PCR. Padahal, Z mengaku sama sekali belum menjalani tes apapun.
Sedangkan Bumame sendiri telah menyampaikan permohonan maaf atas hasil tes yang diterima Z. Mereka mengakui hal tersebut terjadi karena adanya kesalahan administrasi dari tim yang ada di lapangan.
Bumame juga akan memperbaiki standar operasional kepada seluruh tim untuk memastikan kejadian tersebut tak terulang lagi. “Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang diakibatkan insiden ini,” bunyi keterangan Bumame pada Kamis (3/2).