Memahami Karakteristik dan Ciri-ciri Generasi Z

Pexels/Vlada Karpovich
Ilustrasi generasi Z yang sedang mengakses internet
Penulis: Siti Nur Aeni
8/3/2022, 11.09 WIB

Generasi Z di Indonesia

Populasi gen Z di Indonesia ternyata sangat banyak. Berdasarkan hasil sensus penduduk BPS di tahun 2020 melaporkan bahwa ada 74,93 juta gen Z di Indonesia atau sekitar 27,94% dari total penduduk Indonesia.

Generasi Z saat ini diperkirakan berusia 8 – 23 tahun. Sebagian besar gen Z belum masuk usia produktif, namun diperkirakan sekitar tujuh tahun yang akan datang, mereka akan masuk ke usia produktif. Dari kondisi inilah menyebabkan Indonesia memiliki bonus demografi.

Agar gen Z bisa memberikan peran besar untuk kemajuan bangsa, maka perlu adanya strategi untuk membentuk generasi muda ini. Menurut penjelasan K- JTP: Vol. 06, No.01, setidaknya ada lima kunci yang akan membentuk gen Z.

1. Pengawasan penggunaan sosial media

Gen Z merupakan kelompok yang sangat masif dalam menggunakan sosial media. Meskipun bermanfaat, namun penggunaan sosial media juga dapat memberikan dampak negatif. Maka dari itu, orang tua harus turut mengawasi anak-anaknya dalam menggunakan sosial media agar para gen Z ini tidak terpapar dampak negatif dari internet.

2. Menjaga komunikasi dengan orang lain

Koneksi dengan orang lain juga menjadi hal penting untuk membentuk gen Z menjadi generasi unggul. Walaupun komunikasi lewat internet sudah mudah, namun hubungan dan sosialisasi dengan orang lain secara langsung juga tetap diperlukan.

3. Mencegah kesenjangan keterampilan

Untuk membentuk gen Z yang unggul, perlu adanya usaha untuk mentransfer keterampilan seperti komunikasi interpersonal, budaya kerja, berpikir kritis, hingga keterampilan teknis lainnya. Jadi, generasi Z tidak hanya pantai bermain teknologi, namun juga memiliki keterampilan penting lainnya.

4. Mendukung pola pikir global dan realitas lokal

Salah satu karakteristik generasi Z yaitu memiliki pemikiran global. Hal ini dikarenakan gen Z selalu terpapar internet yang dapat menghubungkan dirinya dengan orang di seluruh dunia. Walaupun memiliki pemikiran global, namun gen Z juga harus didukung untuk memahami realitas lokal.

5. Membantu menemukan identitas diri

Pola pikir gen Z yang terbuka dan menerima perbedaan dari berbagai sisi membuat kelompok ini sulit mendefinisikan dirinya sendiri. Bebeda dengan generasi sebelumnya yang mendefinisikan dirinya berdasarkan ras, agama, hingga orientasi seksual.

Sementara itu, gen Z tidak memiliki indikator untuk menemukan jati diri. Mereka pada akhirnya akan mencari jati dirinya sendiri dari berbagai sudut. Maka dari itu, untuk membentuk gen Z yang berkualitas, perlu adanya dukungan kepada gen Z untuk mendapatkan identitas dirinya.

Halaman: