Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah meloloskan Isma Yatun dan Haerul Saleh sebagai calon anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada Jumat (18/3). Keduanya menyingkirkan 11 kandidat lain yang sama-sama telah menjalani uji kepatutan dan kelaikan di depan komisi keuangan dewan.
Isma Yatun mendapatkan 46 suara, sedangkan Haerul berhasil meraup 37 suara anggota Komisi XI. Sedangkan Isma merupakan calon petahana yang sebelumnya sudah menjalani satu periode sebagai anggota BPK.
Adapun dua nama tersebut merupakan sosok yang tak asing di Senayan. Sebelum menjadi anggota BPK RI pada tahun 2017, Isma pernah menjadi anggota DPR pada 2006 sampai 2017. Dia juga sempat menjadi anggota Komisi XI pada periode 2004-2006 serta anggota di Komisi VII dan Komisi X.
Politisi PDI Perjuangan tersebut mendapatkan gelar sarjana teknik kimia dari Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya pada tahun 1989. Selain itu Isma juga mendapatkan gelar Master dari Jurusan Manajemen Gas, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia pada 2013.
Ia awalnya berkarir di Bank Danamon pada 1990 hingga 1997 hingga menjadi sub branch manager di Sidareja, Cilacap, Jawa Tengah. Isma lalu banting setir ke sektor migas dengan menjadi Manajer Keuangan PT Elnusa Petro Teknik, juga di Cilacap pada 1997-1999.
Tahun 2006 dia menjadi masuk ke Senayan dan menjadi anggota Komisi VII yang mengurus pertambangan, energi, hingga lingkungan hidup. Ia juga pernah menjadi Wakil Bendahara serta Wakil Sekretaris Bidang Internal Fraksi PDI Perjuangan.
Isma Yatun juga memiliki riwayat organisasi panjang seperti Ketua Komite Tetap Pendidikan Tinggi di Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Bendahara Umum Baitul Muslimin Indonesia, hingga Wakil Ketua Banteng Muda Indonesia.
Saat ini dia merupakan Anggota IV BPK yang memeriksa keuangan sejumlah kementerian seperti Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), hingga Kementerian Pertanian.
Sedangkan Haerul Saleh saat ini masih menjabat sebagai anggota Komisi XI untuk periode 2020-2024. Sebelum memulai kariernya di Senayan, anggota DPR fraksi Gerindra itu juga sempat mencalonkan sebagai Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara pada 2013.
Haerul adalah sarjana hukum lulusan Universitas Satria Makassar pada tahun 2008. Ia juga banyak berorganisasi seperti menjadi Ketua Pemuda Panca Marga pada tahun 2012, Ketua Bidang Luar Negeri di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), hingga Wakil Sekretaris Komite Nasional Pemuda Indonesia.
Selain itu dia juga tercatat pernah menjadi Komisaris PT Kolaka Inti Perkasa, PT Kolaka Inti Komoditi, dan PT Laburindo Alam Makmur.