Investasi Jangka Pendek, Jenis, Kelebihan, dan Kelemahannya

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.
Ilustrasi, karyawan bank melayani nasabah. Investasi jangka pendek adalah salah satu jenis investasi yang bisa menjadi pilihan seseorang. Salah satu produk investasi jangka pendek yang memiliki tingkat risiko rendah adalah, deposito.
Penulis: Husen Mulachela
Editor: Agung
4/4/2022, 14.57 WIB

Dalam dunia investasi, tak jarang kita mendengar istilah investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang. Kedua jenis investasi ini sama-sama menawarkan keuntungan kepada investor. Namun, penting untuk menerapkan strategi cermat dalam tiap jenis investasi yang dipilih.

Pada artikel kali ini akan dibahas lebih dalam terkait investasi jangka pendek. Namun, sebelum masuk ke bahasan utama ada baiknya untuk memahamai investasi secara umum terlebih dahulu.

Pengertian Investasi

Secara bahasa, investasi berasal dari bahasa Italia, investire, yang berarti menggunakan atau memakai. Dalam praktiknya, investasi adalah upaya menanamkan modal atau dana dengan tujuan memeroleh keuntungan yang lebih besar di masa mendatang.

Upaya investasi ini dapat dilakukan perorangan maupun badan usaha. Beberapa contoh investasi, di antaranya saham, deposito, obligasi, sukuk, asuransi, dan reksadana. Tak hanya itu, investasi juga bisa dilakukan dalam bentuk pembelian tanah, perhiasan, hingga menjalankan bisnis.

Setiap investor telah menetapkan tujuan investasi yang dilakukan dengan menimbang risiko dan keuntungan suatu investasi. Adapun tujuan investasi, antara lain memeroleh penghasilan tetap, mengembangkan usaha, mendapat kehidupan yang layak dan stabil di masa depan, hingga berpartisipasi dalam pembangunan negara.

Investasi Jangka Pendek

Investasi jangka pendek adalah salah satu jenis investasi yang bisa menjadi pilihan para investor yang tengah mencari dana tambahan untuk kebutuhan mendesak, seperti menambah anggaran untuk membeli rumah, membiayai perawatan rumah sakit, mempersiapkan pernikahan, dan berbagai kebutuhan lainnya.

Jika dilihat dari segi modal, investasi jangka pendek bisa dimulai dari modal kecil. Bahkan tidak sedikit yang memulainya hanya dengan modal ratusan ribu saja. Namun, walaupun bermodal kecil, investasi jangka pendek juga memiliki risiko. Pemodal perlu meluangkan waktu untuk memantau pergerakan saham.

Sebagaian besar orang yang memilih investasi jangak pendek adalah untuk mencapai tujuan atau memenuhi kebutuhan mereka dalam waktu dekat. Untuk itu, umumnya waktu minimal investasinya adalah satu sampai tiga tahun.

Jangka waktu tersebut memungkinkan investor untuk meraup keuntungan yang besar hanya dalam waktu singkat. Di samping itu, investasi jenis ini juga bersifat fleksibel, khususnya dalam mencairkan dana. Investor tidak perlu menunggu asetnya matang untuk dikonversi menjadi uang tunai.

Jenis Investasi Jangka Pendek

Ada beberapa pilihan instrumen untuk investasi jangka pendek, di antaranya:

1. Reksadana Pasar Uang

Reksadana dapat menjadi satu alternatif investasi, khususnya bagi pemula. Jenis investasi ini juga cocok untuk pemodal kecil atau mereka yang tidak banyak waktu dan keahlian untuk memahami dan menghitung risiko dari investasi mereka.

Namun, tidak semua reksadana cocok untuk dijadikan aset investasi jangka pendek lantaran punya risiko tinggi, seperti reksadana saham dan campuran. Reksadana yang cocok untuk jangka pendek adalah reksadana pasar uang. Dana yang dikelola akan dialihkan ke deposito dan surat berharga yang jatuh temponya kurang dari satu tahun.

Di reksadana, investor memperoleh keuntungan dari investasi yang didapat melalui pembagian dividen atau bunga yang dibukukan pada nilai aktiva bersih (NAB). Sementara, manajer investasi yang mengelola dana juga akan memperoleh imbalan dari persentase yang sudah ditentukan berdasarkan nilai aset.

2. Deposito

Deposito barangkali sudah cukup familier di kalangan nasabah. Investasi dengan metode deposito memiliki risiko yang lebih rendah dari reksadana. Selain itu, deposito juga bisa ditemui di hampir semua bank.

Deposito dilakukan dengan cara menyimpan sejumlah uang di bank hingga jangka waktu tertentu. Seiring berjalannya waktu, nilai uang tersebut akan naik lantaran adanya bunga. Karena itu, sangat penting untuk menentukan target waktu yang tepat dalam melakukan deposito agar keuntungan yang dihasilkan bisa lebih maksimal.

3. Peer to Peer (P2P) Lending

Selain reksadana pasar uang dan deposito, investor jangka pendek juga bisa memilih investasi jenis P2P lending. Saat ini, sudah banyak perusahaan finansial yang memberi penawaran investasi ini dengan keuntungan yang menggiurkan.

P2P lending memungkinkan setiap orang untuk memberikan dan mengajukan pinjaman tanpa melalui perantara bank. Segala transaksi di wadahi oleh perusahaan P2P lending. Dilihat dari jenis pinjamannya, P2P dibagi menjadi dua, yaitu konsumtif dan produktif.

Kelebihan dan Kelemahan Investasi Jangka Pendek

Apa pun jenis investasinya akan selalu ada kelebihan dan kekurangan masing-masing yang dapat dirasakan oleh setiap investor. Adapun kelebihan investasi jangka pendek di antaranya:

  • Pencairan uang: Pemodal tidak memerlukan waktu lama untuk bisa mencairkan aset investasi mereka menjadi uang tunai.
  • Cocok untuk pemula: Investasi jangka pendek cenderung minim risiko, sehingga cocok bagi investor pemula yang ingin terjun di dunia investasi sekaligus mempelajari apa saja sekiranya strategi yang tepat untuk investasi mereka ke depannya.
  • Hasil yang lebih cepat: Dibandingkan dengan investasi jangka panjang, investasi jangka pendek dapat mendatangkan hasil lebih cepat sehingga keuntungan bisa langsung dinikmati oleh para pemodal tanpa perlu menunggu waktu lama.

Namun, di balik kelebihan tersebut, ada beberapa kekurangan investasi jangka pendek yang tak kalah penting untuk diketahui, yaitu:

  • Waktu jual dan beli: Karena sifatnya yang sementara, investor investasi jangka pendek mesti cermat dalam menentukan waktu jual dan beli untuk memaksimalkan keuntungan.
  • Nilai fluktuatif: nilai aset yang fluktuatif, dalam investasi jangka pendek, memiliki pengaruh yang cukup besar dalam memperkuat atau memperlemah kondisi finansial seorang investor. Untuk itu, ada baiknya untuk memikirkan matang-matang risiko dan jenis investasi yang hendak dipilih.