Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah membentuk panitia kerja (Panja) investasi BUMN kepada perusahaan digital. Salah satu tujuannya untuk mendalami permasalahan investasi yang dilakukan perusahaan telekomunikasi milik negara, PT Telkom Indonesia, Tbk. (Telkom) di PT GoTo Gojek Tokopedia, Tbk.
Menurut Anggota Komisi VI DPR, Amin Ak, meski Panja akan berfokus untuk mendalami proses investasi yang dilakukan PT Telkom terhadap GoTo, terbuka peluang untuk mendalami kasus lain terkait investasi BUMN di perusahaan digital. Opsi itu dapat terbuka setelah Panja mendengarkan masukan dari para pakar.
“Makanya nama Panja dibuat seperti itu,” kata Amin Ak kepada Katadata.co.id pada Selasa (14/6).
Menurutnya, Panja tersebut akan memanggil sejumlah pihak terkait, agar DPR dapat melakukan pendalaman masalah. Termasuk berbagai pihak yang memiliki kompetensi dan kepakaran menyangkut persoalan ini, agar dapat dimintai pendapatnya.
“Tentu Menteri BUMN termasuk salah satu pihak yang akan dipanggil oleh Panja,” ungkap Amin.
Awalnya, Panja Investasi BUMN pada Perusahaan Digital akan memanggil jajaran direksi PT Telkom sebagai perusahaan yang menaungi Telkomsel pada Selasa (14/6). Namun, agenda tersebut dibatalkan karena pada saat bersamaan ada Rapat Paripurna DPR Persidangan V Tahun Sidang 20210-2022.
Terkait penjadwalan ulang untuk agenda tersebut, Amin mengaku masih akan dibahas terlebih dulu. “Belum ada,” ujarnya.
Beberapa waktu terakhir, muncul polemik terkait investasi PT Telkom di GoTo. Sejumlah pihak menilai keputusan Telkom untuk berinvestasi di decacorn Tanah Air itu telah membuahkan potensi kerugian yang cukup besar. Penilaian ini diungkapkan berdasarkan harga saham GoTo yang sempat merosot ke level di bawah Rp 300, dari harga pencatatan perdana saham Rp 338 pada April lalu.
Menurut Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah saat wawancara khusus dengan Katadata.co.id, di Menara Telkom Landmark Tower Jakarta, Selasa (17/5), investasi Grup Telkom ke GoTo punya sejarah cukup panjang. Inisiatif itu sudah dimulai sejak 2018 lalu. Ketika itu, manajemen Telkom hendak masuk menyuntikkan dana senilai Rp 4 triliun ke Gojek. Namun, pada saat itu, rencana investasi itu belum direalisasikan.
Seiring berjalannya waktu, sejumlah investor besar teknologi turut menjadi investor Gojek seperti Google, Facebook, Paypal dan Tencent. Terlebih lagi, Gojek menggabungkan usahanya dengan Tokopedia di mana SoftBank juga berinvestasi di situ. Tidak ketinggalan, konglomerasi besar Tanah Air seperti Grup Astra dan Grup Djarum juga menanamkan modalnya di perusahaan ride-hailing yang didirikan Nadiem Makarim ini.
"Karena ini substansinya kita yakini bagus, kita ubah bukan lagi Telkom, tapi Telkomsel karena memang sinergi value real-nya dengan Telkomsel, bukan Telkom. Akan lebih mulus dan motivated dengan Telkomsel," katanya.