ESDM Lirik Hidrogen Hijau Agar Industri Bisa Kurangi Emisi Karbon

123rf.com/Aleksandr Papichev
Ilustrasi karbon, CO2
16/6/2022, 20.20 WIB

Pemerintah tengah berusaha untuk mengurangi emisi karbon di sektor industri. Salah satu caranya adalah mengembangkan produksi hidrogen hijau sebagai pilar utama dekarbonasi industri.

Saat ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sedang mengembangkan teknologi penghasil hidrogen hijau yang nantinya akan aplikasikan di industri pembuatan semen, keramik atau kaca.

Direktur Jenderal Energi Baru dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan hidrogen hijau memegang peranan strategis dalam mengejar target dekarbonisasi. 

"Urgensi hidrogen hijau dinilai sama pentingnya dengan penyimpanan baterai (energy storage) di masa mendatang," kata Dadan dalam siaran pers, Kamis (16/6).

Hidrogen hijau adalah adalah hidrogen yang berasal dari air. Dengan bantuan listrik yang berasal dari energi angin dan surya, air diurai menjadi oksigen dan hidrogen.

Dari laman EnergyFactor Asia Pacific, hidrogen hijau bisa didapatkan melalui elektrolisis yang menggunakan energi terbarukan.  Energi yang digunakan dalam produksi akan menentukan status ‘rendah karbon’ pada hidrogen yang dihasilkan.

Hasil kajian Kementerian ESDM dan pemerintah Jerman melalui Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit GmbH (GIZ) , potensi pasar hidrogen hijau di Indonesia sekitar 1.895 kT per tahun pada 2021.

Guna merealisasikan hal tersebut, ESDM telah memasukkan aturan pemanfaatan hidrogen dalam rancangan Undang-Undangn Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Mereka juga akan memberikan insentif keuangan bagi sektor publik maupun swasta yang ingin mengoptimalkan hidrogen hijau.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu