Tingkatkan Investasi, Indonesia dan Jerman Gelar Business Round Table

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/hp.
Presiden Federasi Jerman Frank-Walter Steinmeier (kiri) memberikan paparan bersama Menko bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (kanan) saat Pertemuan Bisnis dengan Delegasi Bisnis Indonesia-Jerman di Gedung Pusat Industri Digital Indonesia 4.0.
Penulis: Agung Jatmiko
18/6/2022, 08.38 WIB

Indonesia dan Jerman terus meningkatkan peluang kerja sama di sektor industri. Saat ini terdapat sekitar 250 perusahaan multinasional Jerman yang melakukan bisnis di Indonesia, dengan nilai investasi sebesar US$ 182,3 juta dan nilai perdagangan bilateral sebesar US$ 6,0 miliar di 2021.

Untuk semakin mempererat kerja sama dan meningkatkan investasi, kedua negara menyelenggarakan German-Indonesia Business Round Table bertepatan dengan kunjungan Presiden Republik Federasi Jerman Frank-Walter Steinmeier ke Indonesia pada 16 Juni 2022.

Dalam kesempatan itu, hadir State Secretary at the German Ministry for Economic Affairs and Climate Action Anja Hajduk, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dan dimoderatori oleh Managing Director EKONID Jan Rönnfeld.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2022 tumbuh 5,10%, sejalan dengan upaya pemulihan ekonomi nasional dan upaya mencapai kondisi yang lebih hijau, berkelanjutan, dan inklusif. Pemerintah Indonesia tetap berkomitmen mempertahankan stabilitas dan mengembalikan pertumbuhan ekonomi global. Sehingga, perlu kerja sama dengan berbagai pihak.

"Transformasi ini diharapkan mendukung Indonesia mencapai target Sustainable Development Goals. Yang terpenting, Indonesia menantikan konklusi awal dari Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) yang menjadi dasar kerja sama ekonomi," kata Airlangga, dalam keterangan resmi, Jumat (17/6).

Ia mengatakan, perusahaan Jerman tertarik pada bidang infrastruktur, transformasi digital, transisi energi, dan sustainability. Adapun perusahaan yang hadir bergerak dalam bidang bidang digital, database, infrastruktur, juga terkait financial inclusion, dan energi di masa depan.

"Dalam rangka kerja sama 70 tahun Indonesia-Jerman, banyak hal yang bisa didorong, terutama dalam posisi Jerman yang sedang memimpin G7, dan Indonesia memimpin G20," ujar Airlangga.

Saat ini terdapat dua perusahaan Indonesia yang ditunjuk menjadi global lighthouse oleh World Economic Forum (WEF), yaitu Schneider Electric Batam dan Petrosea. Selain perusahaan global lighthouse, ada tiga perusahaan national lighthouse dan lima perusahaan Industri 4.0 Lighthouse di Indonesia.

"Saya ingin menginformasikan bahwa hari ini, kami menambahkan salah satu perusahaan Jerman di Indonesia sebagai perusahaan Industri 4.0 Lighthouse, yaitu Infineon Technology," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita.

Infineon Technologies merupakan salah satu perusahaan global yang memproduksi semikonduktor. Saat ini, perusahaan tersebut memproduksi sekitar 1,4 miliar chip per tahun dan merencanakan penambahan investasi 4-5 kali lipat dari kapasitas saat ini. Menperin menyebut, ini merupakan strategi Indonesia untuk memperkuat industri semikonduktor di Indonesia.

Dalam pertemuan antarnegara tersebut, hadir beberapa perwakilan industri dari Indonesia mempresentasikan gambaran perkembangan sektor manufaktur di Indonesia, terutama terkait digitalisasi, infrastruktur, dan sustainability, best practice yang dijalankan, serta peluang-peluang bisnis yang bisa dimaksimalkan.

Delegasi Indonesia memaparkan peluang pengembangan sektor industri dengan potensi dan kemampuan yang telah dimiliki selama ini. Dalam topik digitalisasi, perwakilan TUV Rheinland Indonesia dan Tokopedia memaparkan tren digitalisasi industri di Indonesia serta peran e-commerce di Indonesia dalam mendukung pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM).

Sedangkan untuk topik infrastruktur, perwakilan Siemens Indonesia dan Telkomsel memaparkan tentang kebutuhan infrastuktur modern dalam pengembangan ekonomi. Selanjutnya, dalam topik sustainability, perwakilan Indolakto menjelaskan bahwa ekonomi berkelanjutan membutuhkan model bisnis yang sesuai.