PDIP Akui Sulit Berkoalisi dengan PKS dan Demokrat untuk Pemilu 2024

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/tom.
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto (kiri) didampingi Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Ekonomi Kreatif dan Ekonomi Digital Prananda Prabowo (kanan) memberikan paparan saat paripurna pertama dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II PDI Perjuangan di Jakarta, Selasa (21/6/2022).
23/6/2022, 15.19 WIB

Di tengah penjajakan koalisi yang digalakan berbagai partai politik untuk menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyatakan untuk menutup diri berkoalisi dengan beberapa partai politik. Partai tersebut adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto mengungkapkan hal ini saat membahas peluang koalisi PDIP ke depannya, serta menanggapi pertemuan yang dilakukan PKS dengan Nasdem Rabu (22/6) lalu.

“Ya kalau dengan PKS tidak,” katanya di sela-sela Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDIP pada Kamis (23/6).

Terkait hubungan PKS dengan Nasdem, Hasto tak ingin mencampurinya. Dia menyebut proses di antara kedua partai tersebut sebagai sesuatu yang baik. Namun, PDIP akan menempuh jalan yang berbeda.

“PDI Perjuangan mengucapkan selamat atas koalisi Nasdem dan PKS tersebut. Tetapi bagi PDI Perjuangan keyakinan yang kami tempuh adalah turun ke bawah,” ujar Hasto.

Sedangkan untuk berkerja sama dengan Demokrat, Hasto menjelaskan bahwa PDIP tidak menyukai bentuk politik yang disebutnya sebagai "kamuflase".

“Memang tidak mudah untuk bekerja sama dengan Partai Demokrat. Pendukung PDIP ini rakyat wong cilik yang tidak suka berbagai bentuk kamuflase politik,” kata Hasto. 

Demokrat sendiri diketahui melakukan komunikasi politik dengan Nasdem hari ini. Terkait pertemuan tersebut, Hasto berpandangan bahwa itu bukanlah gaya berpolitik PDIP. “Bagi PDIP, berpolitik ini bergerak ke bawah. Ketika kita menggalang kekuatan riil dari rakyat, bukan kekuatan di awang-awang,” tuturnya.

Dalam hal koalisi, PDIP memiliki kemungkinan untuk membentuk poros tersendiri karena menjadi satu-satunya partai politik yang memenuhi syarat presidential threshold atau ambang batas pencalonan presiden, dengan memiliki lebih dari 20% kursi di parlemen.  

Meski partai-partai lain telah melakukan berbagai manuver politik untuk menjajaki peluang koalisi, Hasto tak merasa ketakutan PDIP akan tertinggal. Menurutnya, segala komunikasi politik mesti dijalankan secara bertahap.

“Dijalankan dulu. Kita ini kan step by step,” katanya.

Reporter: Ashri Fadilla