Sikap Mendua PKB untuk Menangi Pemilu 2024, Antara Gerindra dan PKS

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/YU
Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid (kiri) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (9/6/2022).
1/7/2022, 19.30 WIB

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) telah menjajaki peluang koalisi dengan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) untuk menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Kerja sama di antara kedua partai politik (parpol) itu pun menamakan diri Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Koalisi kedua partai sudah mulai pada tahap konsolidasi di tingkat pengurus provinsi.

Meski membangun konsolidasi dengan Gerindra, di saat bersamaan PKB terus menjalin komunikasi penjajakan koalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). PKB dan PKS sebelumnya juga sudah mengumumkan penjajakan kerja sama politik yang mereka namai Koalisi Semut Merah (KSM).

Meski hubungan dengan Gerindra semakin intens,  Menurut Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid, keberadaan KSM tetap ada. “Koalisi Semut Merah? Ya masihlah. Masih terus jalan,” katanya saat ditemui di Nasdem Tower pada Jumat (1/7).

Tak hanya dengan PKS dan Gerindra, Jazil menyebutkan, bahwa PKB juga aktif menjalin komunikasi dengan Partai Demokrat. Hanya saja, dari komunikasi tersebut PKB dan Demokrat belum membuat kesepakatan politik.

Bahkan, dari beragam komunikasi yang terjalin ini, Jazil pun belum dapat memastikan ke arah mana PKB akan melabuhkan koalisi. 

“Istilahnya belum sampai titik final. Jadi kita akan tetap membangun komunikasi,” ujarnya.

Meski membangun komunikasi dengan beragam partai politik, dan membuat kesepakatan dengan PKS dan Gerindra. Namun, dirinya tak mau PKB dibilang 'bermain dua kaki', sebuah istilah untuk menyatakan sikap oportunis.

“Bukan berdiri di dua kaki. Jadi Koalisi Semut Merah itu suatu gagasan yang dibangun bersama PKS untuk mencari teman koalisi. Nah Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya itu adalah bagian yang lain bersama Gerindra,” jelasnya.

Di antara dua partai, Jazil mengungkapkan bahwa koalisi dengan Gerindra cenderung lebih praktis, sebab sudah memenuhi presidential threshold atau ambang batas pencalonan presiden sebesar 20%, sehingga mereka dapat mengajukan calon presiden (capres) untuk Pemilu 2024. Sementara dengan PKS, PKB masih belum dapat memenuhinya.

“Jadi butuh satu partai lagi. Makanya kita bangun komunikasi,” kata Jazil.

Dia juga menjelaskan, dari komunikasi yang sudah terjalin dengan PKS dan Gerindra, PKB melihat terbuka kemungkinan untuk meleburkan ketiga partai ini menjadi satu poros koalisi. Akan tetapi hal ini belum akan dilakukan dalam waktu dekat ini. 

“Secara praktis, iya. Tapi kan ada proses komunikasi pada ujungnya,” katanya.

Dengan cairnya penjajakan koalisi yang sedang dibangun PKB, Jazil menyampaikan pihaknya tak keberatan dengan manuver PKS untuk berkomunikasi dengan Partai Nasional Demokrat (Nasdem). Sebab manuver serupa juga dilakukan PKB.. Tidak ada soal. Dengan Gerindra pun masih membuka komunikasi dengan partai yang lain,” tuturnya.

Kepastian meningkatnya intensitas komunikasi untuk membangun koalisi dengan Gerindra terlihat dari Silaturahmi Kebangsaan Gerindra dan PKB, pada Kamis (30/6) malam di daerah Jakarta Pusat. Pertemuan ini diikuti jajaran pengurus kedua partai dari tingkat pusat hingga pimpinan provinsi.

PKB dan Gerindra menggelar pertemuan itu untuk merekatkan hubungan di tingkat akar rumput.

Reporter: Ashri Fadilla