Kerek Harga Pertalite Jadi Rp 10 Ribu, Jokowi: Ini Pilihan Terakhir

ANTARA FOTO/BPMI Setpres/Laily Rachev/foc.
Presiden Joko Widodo (tengah) memberikan bantuan pada pedagang saat mengunjungi Pasar Ngrimase Olilit, Tanimbar Selatan, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, Jumat (2/9/2022).
3/9/2022, 14.07 WIB

Pemerintah telah resmi mengerek harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi. Harga Pertalite menjadi Rp 10 ribu per liter dan Solar menjadi Rp 6.800 per liter. Presiden Joko Widodo mengatakan  keputusan ini merupakan hal yang sulit.

Jokowi juga mengatakan pengalihan subsidi yang berakibat naiknya harga BBM merupakan opsi pamungkas pemerintah. "Ini adalah pilihan terakhir," kata Jokowi dalam konferensi pers virtual di Istana, Sabtu (3/9).

Jokowi sebenarnya ingin memberikan harga BBM terjangkau kepada masyarakat. Meski demikian, anggaran pemerintah terus terbebani subsidi yang semakin besar.

Anggaran subsidi dan kompensasi BBM naik tiga kali lipat dari Rp 152 triliun menjadi Rp 502 triliun. Sementara, harga minyak masih menunjukkan kenaikan. "Sementara, lebih dari 70% subsidi justru dinikmati masyarakat yang mampu," kata Jokowi.

Oleh sebab itu, pemerintah terpaksa mengalihkan subsidi. Anggaran akan dialihkan kepada bantuan yang lebih tepat sasaran seperti bansos.

Pemerintah telah menyiapkan bantuan langsung tunai (BLT) untuk 20,6 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM), subsidi upah kepada 16 juta pekerja dengan gaji di bawah Rp 3,5 juta, dan bansos dari transfer ke daerah.

"Saya perintahkan pemda gunakan 2% dana transfer umum, itu Rp 2,17 triliun untuk bantuan angkutan umum, ojek online, dan nelayan," katanya.