Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan Partai Buruh akan melakukan unjuk rasa merespons kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada Selasa (6/9) besok.
Presiden KSPI yang juga Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengatakan, aksi unjuk rasa yang melibatkan sekitar 3.000-5.000 buruh itu akan berlangsung di area Jabodetabek dan dipusatkan di Gedung DPR RI, Jakarta. Rencananya, aksi akan berlangsung sejak pukul 10.00 WIB.
"Aksi ini diorganisir Partai Buruh dan organisasi serikat buruh, petani, nelayan, guru honorer, PRT, buruh migran, miskin kota, dan organisasi perempuan di 34 provinsi. Aksi serentak akan dilakukan di Kantor Gubernur," jelas Said, dalam keterangan tertulis, pada Senin (5/9).
Selain bentuk protes terhadap kenaikan harga BBM, aksi tersebut juga memiliki beberapa tuntutan lain, di antaranya menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja, serta meminta kenaikan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) 2023 sebesar 10-13%.
Sebagai informasi, pemerintah secara resmi telah menaikan harga BBM bersubsidi sejak Sabtu (3/9) lalu. Harga pertalite yang semula memiliki harga Rp 7.650 per liter kini menjadi Rp 10.000 per liter, kemudian solar dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa seiring kondisi harga minyak dunia, anggaran subsidi sudah mengalami kenaikan sebesar tika kali lipat, dari alokasi awal Rp 152,5 triliun saat ini berada di level Rp 502,4 triliun.
Sementara itu, Ekonom BNI Sekuritas Damhuri Nasution mengatakan, dampak dari kenaikan harga BBM di tengah kenaikan suku bunga BI ini akan berpengaruh pada kinerja ekonomi.
"Begitu harga BBM naik, masyarakat harus membayar lebih mahal beli bahan bakar, mungkin sebagian harga barang naik hampir pada saat yang sama dengan kenaikan BBM sehingga biaya hidup pun menjadi lebih mahal," kata Damhuri, dikutip dari Katadata.co.id.