Istana Tegaskan Tidak Ada Surat dan Dokumen Presiden Jokowi yang Bocor

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.
Ilustrasi, Presiden Republik Indonesia atau Jokowi.
Penulis: Agung Jatmiko
10/9/2022, 16.34 WIB

Peretas dengan identitas Bjorka juga sebelumnya kerap mengklaim telah meretas data-data terkait kependudukan Indonesia, seperti data registrasi "SIM Card Prabayar" dan data milik salah satu provider telekomunikasi.

Sebelumnya, hacker atau peretas Bjorka telah mengeluarkan ancaman akan mengincar data-data milik Presiden Jokowi. Ancaman tersebut dilontarkan melalui akun Twitter Dark Tracer.

The next leak come from the president of Indonesia (kebocoran data selanjutnya datang dari Presiden Indonesia),” demikian dikutip dari tangkapan layar (screenshot) di Twitter, Jumat (9/9).

Bjorka diketahui telah menjual 1,3 miliar data SIM Card ponsel Indonesia. Dia melampirkan dua juta sampel data-data tersebut, di forum Breached.to.

Selain itu, Bjorka menyebut bahwa dirinya memiliki 26.730.797 data histori pencarian (browsing) pelanggan IndiHome. Data ini termasuk di antaranya Nomor Induk Kependudukan (NIK), email, nomor ponsel, kata kunci, domain, platform, dan URL.

Data yang dijual di breached.to tersebut diklaim berasal dari periode Agustus 2018 hingga November 2019.

Yang terbaru, Bjorka menjual 105 juta data diduga milik warga negara Indonesia. Data yang dijual berasal dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) atau terkait pemilu.

Halaman:
Reporter: Antara