Presiden Joko Widodo mengingatkan situasi global yang sangat sulit saat ini. Oleh sebab itu, Jokowi mengingatkan para menteri untuk berhati-hati dalam membuat kebijakan.
Jokowi mengatakan prinsip kehati-hatian menjadi penting lantaran dampak dari situasi ekonomi global sudah mulai benar-benar memburuk. Hal tersebut ditunjukkan dari 28 negara yang telah meminta bantuan kepada Dana Moneter Internasional (IMF) sampai hari ini.
"Artinya, badai itu sudah datang, sehingga persiapan kita ini harus betul-betul persiapan detail," ujar Kepala Negara dalam Sidang Kabinet Paripurna yang disiarkan pada Rabu (12/10).
Oleh sebab itu ia menginstruksikan para menteri agar tidak lagi bekerja dengan bermodalkan rutinitas. Jokowi mengatakan, program kementerian dan lembaga harus diarahkan untuk menghidupkan sektor riil.
"Fokus pada tugas kita masing-masing, kemudian implementasi dari program yang ada," ujarnya.
Secara khusus, Presiden memerintahkan para menteri memperbaiki program yang tidak tepat dijalankan dalam periode sulit. Salah satunya adalah konversi kompor induksi yang ramai dibicarakan belum lama ini.
Menurutnya, program tersebut akan secara langsung meningkatkan konsumsi listrik masyarakat dari 450 volt ampere (VA) menjadi lebih dari 1.800 VA. "Di rakyat, hal-hal seperti itu menjadi sebuah guncangan. Hati-hati." kata Presiden.
Sebelumnya Jokowi mengatakan kondisi ekonomi global saat ini tidak mudah. Hal ini ditunjukkan dengan adanya 28 negara yang siap meminta pinjaman ke IMF.
Jokowi juga mencatat sebanyak 66 negara berada di posisi yang rentan untuk kolaps. Pada saat yang sama, 345 juta orang di 82 negara menderita kelaparan akibat krisis pangan.
"Kita tetap harus menjaga optimisme, tapi yang lebih penting lagi adalah hati-hati dan waspada. Eling lan waspodo (ingat untuk waspada)," kata Presiden Jokowi di BNI Investor Daily Summit 2022, Selasa (11/10).