Lobi-Lobi Tim Kecil di Balik Alotnya Penentuan Cawapres Anies Baswedan

Twitter Andi Arief
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Ketum Nasdem Surya Paloh, Ketum PKS Ahmad Syaikhu, dan Jusuf Kalla. Foto: Twitter Andi Arief.
Penulis: Ira Guslina Sufa
26/10/2022, 10.44 WIB

Dua puluh tiga hari sejak Anies Baswedan dideklarasikan sebagai calon presiden pada Senin (3/10) komunikasi tiga partai pendukung yaitu Nasional Demokrat, Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera makin intens. Komunikasi politik dibangun oleh perwakilan partai yang disebut tim kecil.

Pertemuan terakhir digelar di kediaman Anies Baswedan, di bilangan Jakarta Selatan Selasa (25/10). Di rumah Anies para pimpinan partai pendukung membicarakan sejumlah langkah yang akan dilakukan Anies usai pencalonan.

Hadir dalam pertemuan itu politisi Nasdem Sugeng Suparwoto dan Willy Aditya. Dari PKS ada M. Sohibul Iman, Pipin Sofian PKS, dan Juru Bicara PKS Muhammad Kholid. Sementara itu, dari Partai Demokrat hadir Iftitah dan Benny K Harman. 

Bagi Anies, pertemuan tim kecil memudahkannya untuk menyamakan pandangan menyiapkan visi dan misi sebagai capres. Dalam tim kecil, ia dibantu oleh koleganya Sudirman Said,  mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral yang dikalahkan Ganjar Pranowo dalam pemilihan kepala daerah Jawa Tengah 2018 lalu. 

“Kami diskusi panjang dengan terbuka dan mendalam. Semua menjalani dengan serius sebagai bagian dari ikhtiar bernegara secara matang dan bertanggung jawab,” ujar Anies seperti dikutip Rabu (26/10). 

Anies mengatakan, pertemuan tim kecil di rumahnya berlangsung guyub, riang gembira dan solid. Tak lama setelah pertemuan dimulai, Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono juga turut hadir.  Ia datang menggantikan Sekretaris Jenderal Demokrat Teuku Riefky yang tidak bisa hadir dalam pertemuan tim kecil. 

 Salah satu bahasan yang hangat diperbincangkan dalam pertemuan adalah penentuan sosok cawapres pendamping Anies. Dalam pertemuan itu, Demokrat masih berusaha mengusulkan nama Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY. Sedangkan PKS mengusulkan nama mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.

Ketua DPP Nasdem Willy Aditya mengatakan pertemuan tim kecil kemarin masih belum menemukan titik temu untuk penentuan sosok cawapres. “Belum masih proses,” ujar Willy pada Katadata. Pembicaraan masih terbatas pada kriteria dan penyamaan visi dan misi.

Komunikasi Intens

Pertemuan tim kecil di rumah Anies sebenarnya bukanlah yang pertama. Juru Bicara PKS Muhammad Kholid mengatakan, pembicaraan intens terus dilakukan oleh ketiga pihak sejak beberapa waktu terakhir. Sebelum menentukan sosok cawapres, partai ingin menyatukan langkah untuk menyiapkan strategi pemenangan pada pemilihan presiden 2024 mendatang. 

Pada saat menghadiri undangan pernikahan Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Al Jufri di Balai Sudirman. tim kecil kembali bertemu. Kesempatan itu juga dimanfaatkan para petinggi partai pendukung bertukar pikiran. Pertemuan Anies dan pimpinan partai pendukung hari itu juga disaksikan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla.  

Kepada Katadata, Juru Bicara Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra mengatakan pertemuan tim kecil sudah rutin dilakukan. Hampir setiap minggu dan makin intens setelah Anies dideklarasikan sebagai capres. 

“Kami membahas hal-hal teknis yang bernilai strategis. Bagaimana visi besar perubahan untuk Indonesia, yang tentunya diperlukan untuk perbaikan, diturunkan dalam bentuk platform pembangunan,” ujar Herzaky. 

Ia juga menjelaskan, pertemuan juga membahas mengenai program kerja yang perlu disiapkan bila Anies terpilih sebagai presiden pada pilpres 2024. Selain itu tim kecil juga bekerja memantapkan strategi pemenangan. 

“Kami ingin menang untuk bisa mewujudkan perubahan. Yang mau kami lawan ini tidak bisa dianggap enteng. Maka semua strategi, teknik, dan taktik, termasuk sumberdaya, kami hitung secara matang,” ujar Herzaky.

Ia mengatakan pembahasan terkait capres-cawapres baru pada kriteria. Belum pada nama. Partai pendukung Anies bersepakat pasangan calon yang akan diusung mesti punya integritas, kapabilitas, elektabilitas, dan punya kontribusi pada pembentukan dan stabilitas koalisi. 

Menurut Herzaky Demokrat akan menghormati siapapun yang nantinya akan dipilih oleh ANies sebagai cawapres. Termasuk bila nantinya AHY tidak terpilih. Ia mengatakan, saat ini Demokrat lebih mengutamakan terbentuknya pasangan capres dan cawapres yang kuat dan solid.  

“Kalau pemerintahan kuat dan parlemen kuat, bisa saling bersinergi. Bisa mewujudkan aspirasi perubahan yang disuarakan oleh rakyat. Inilah tujuan akhir dari upaya kami, Koalisi Perubahan, mendapatkan kemenangan di Pilpres dan Pileg 2024.”

Reporter: Ade Rosman