Airlangga Beberkan Faktor Kunci Melesatnya Ekonomi RI Usai Pandemi

ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Aditya Pradana Putra/nym.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pandangannya dalam sesi pleno VII B20 Summit Indonesia 2022 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Senin (14/11/2022).
Penulis: Syahrizal Sidik
14/11/2022, 10.16 WIB

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebut kolaborasi antara pemerintah dengan sektor swasta menjadi kunci pulihnya perekonomian Tanah Air usai pandemi Covid-19.

Hal ini disampaikan Airlangga saat menyampaikan sambutannya di acara B20 Summit, Nusa Dua, Bali, Senin (14/11)

"Kemitraan antara sektor publik dan swasta merupakan kunci arsitektur ekonomi pasca pandemi. Dengan kemitraan ini, kami memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh sebesar 5,4% pada tahun 2022, jauh lebih tinggi dari perkiraan awal oleh organisasi global," kata Airlangga.

Opimisme tersebut, kata dia, terlihat dari pertumbuhan ekonomi nasional yang tumbuh 5,72% pada September 2022 ini secara tahunan. Angka pertumbuhan tersebut juga lebih tinggi dari kuartal kedua, di mana ekonomi Indonesia tercatat tumbuh sebesar 5,44%. Bila merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi nasional bertahan di level 5% sejak kuartal kempat 2021. 

Musababnya, sektor-sektor yang sebelumnya mengalami pembatasan aktivitas kini sudah berangsur pulih seperti sektor transportasi dan logistik, akomodasi, sektor makanan dan minuman dan manufaktur mesin.

"Mereka semua menyediakan pekerjaan bagi banyak pekerja dan menguntungkan lebih banyak orang melalui rantai nilai yang kuat," tutur Airlangga.

 

Ketua Umum Partai Golkar ini juga berpesan agar sektor swasta beserta pemerintah dapat turut memaksimalkan peluang kerja sama keduanya dengan memanfaatkan inovasi dan teknologi.

"Dengan adopsi teknologi dan R&D yang kuat, bisnis lebih efisien dan mencatat produktivitas yang lebih tinggi," tandasnya.

Tidak hanya itu, menurut Airlangga, sektor bisnis bersifat transformasional, sehingga pendekatannya harus mengedepankan berbagai aspek seperti lingkungan, sosial, serta tata kelola pemerintahan yang baik.

Inisiasi ini misalnya juga dilakukan pemerintah saat membangun kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN). Pembangunan IKN menggabungkan unsur keberlanjutan, kota pintar, mobilitas cerdas, dengan infrastruktur yang berkualitas berikut pengembangan sumber daya manusianya. 

"Menuju masa depan, kita harus bersiap untuk revolusi hijau lainnya dalam memperjuangkan transformasi yang lebih besar menuju ekonomi digital yang melindungi planet kita dan masa depan kita," katanya. "Kami mengundang Anda untuk menjadi bagian dari transformasi Indonesia."

Reporter: Syahrizal Sidik