Mengarungi Era Revolusi Industri 4.0 Berbekal Transformasi Digital
Teknologi digital berperan semakin penting di dalam aspek kehidupan masyarakat, khususnya selama pandemi Covid-19. Alih-alih tertinggal, Indonesia bisa seperti negara maju lain yang justru memetik manfaat dari transformasi digital yang sedang terjadi.
Jauh sebelum pandemi, sebetulnya Indonesia tengah mempersiapkan diri memasuki era Revolusi Industri 4.0. Negeri ini berupaya mendorong kecakapan digital semakin meluas ke berbagai sektor industri guna meningkatkan daya saing di kancah global.
Revolusi Industri 4.0 merupakan transformasi menyeluruh yang mengkombinasikan antara sistem cerdas dan otomasi dalam aktivitas industri. Teknologi terlibat dalam proses pengaplikasian sehingga dapat mengurangi tenaga kerja manusia.
Menurut studi McKinsey 60 persen jabatan pekerjaan di dunia akan tergantikan oleh otomatisasi. Di Indonesia sendiri, diperkirakan 51,8 persen potensi pekerjaan yang akan hilang.
Tujuan utamanya tak lain untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas lingkungan kerja. Beberapa pilar utama dalam Revolusi Industri 4.0, yaitu Internet of Things (IoT), Big Data, Artificial Intelligence (AI), dan Cloud Computing.
Teknologi digital kini hadir sebagai salah satu solusi untuk mendorong pemulihan ekonomi Indonesia pasca pandemi. Hal ini tidak terlepas dari bagaimana teknologi digital menjadi salah satu elemen kunci yang dapat mengupayakan pertumbuhan berkelanjutan.
Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, pemerintah ingin memperkuat pondasi digital Indonesia di berbagai sektor, mulai dari keuangan digital, perbankan digital, e-commerce, pariwisata, hingga usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Oleh karena itu, pemerintah menyusun target-target yang hendak dicapai pada era Revolusi 4.0. Pertama, masuknya Indonesia sebagai sepuluh negara dengan ekonomi terbesar dunia pada 2030. Hal ini ditandai dengan meningkatnya kontribusi ekspor terhadap PDB. Kedua, peningkatan produktivitas sebanyak dua kali terhadap biaya.
Ketiga, peningkatan alokasi anggaran riset dan pengembangan menjadi dua persen terhadap PDB. Ada lima industri yang menjadi fokus pemerintah dalam menyongsong Revolusi Industri 4.0, yaitu makanan, pakaian, otomotif, kimia, dan elektronik.
Guna mencapai target-target yang ada, pemerintah mempercepat pembangunan infrastruktur digital, termasuk internet berkecepatan tinggi dan peningkatan kemampuan digital. Dengan demikian, diharapkan semakin banyak investasi masuk ke bidang teknologi digital seperti cloud, data center, security management dan infrastruktur broadband.
Upaya lain ialah merombak kurikulum pendidikan yang lebih menekankan pada Science, Technology, Engineering, the Arts, dan Mathematics (STEAM). Selain itu, pemerintah juga berupaya meningkatkan kualitas sekolah kejuruan. Hal ini terangkum sebagai salah satu poin dari sepuluh roadmap menghadapi revolusi industri yang digagas oleh Kementerian Perindustrian.
“Saya ingin kembali menyampaikan pesan Bapak Presiden Joko Widodo, bahwa di tengah dunia yang penuh disrupsi sekarang ini, karakter berani untuk berubah, mengubah, dan mengkreasi hal-hal baru merupakan pondasi untuk membangun Indonesia Maju,” ujar Johnny G. Plate.
Sejauh ini, pemerintah terus menginisiasi berbagai program penyiapan masyarakat Indonesia dalam menghadapi era disrupsi teknologi. Salah satunya ialah Program Literasi Digital Nasional yang digagas oleh Kementerian Kominfo bersama.
Dalam program tersebut, digelar berbagai pelatihan literasi digital di 514 kabupaten / kota di 34 provinsi yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan keterampilan masyarakat, khususnya orang tua dan guru, terhadap teknologi digital. Acara tersebut diikuti total 12 juta peserta sepanjang 2021.
Seluruh upaya untuk mendukung percepatan transformasi digital ini diharapkan dapat mempersiapkan masyarakat Indonesia menyongsong era Revolusi Industri 4.0. Teknologi merupakan keniscayaan yang akan selalu berkembang cepat. Di sini kita dituntut untuk cepat beradaptasi mengikuti perkembangannya.