Sepeda berbahan bambu dan besi mencuri perhatian saat pelaksanaan KTT G20 Bali 15-16 November 2022 lalu. Dengan kombinasi warna merah, putih dan warna dasar bambu, sepeda karya anak negeri itu melintas lincah di sekitar venue pelaksanaan KTT G20.
Spedagi GORo Nusantara, begitu alat transportasi ramah lingkungan itu dinamai. Kata ‘GORo’ yang disematkan pada namanya merupakan singkatan dari kata gotong-royong. Kehadiran sepeda ini diharapkan bisa menyampaikan nilai-nilai gotong royong dalam kehidupan sehari-sehari.
“Ini adalah sebuah cara yang sangat baik untuk menyampaikan nilai-nilai gotong royong dalam kehidupan sehari hari melalui produk yang dipakai oleh masyarakat, menjadi produk yang merakyat.” ujar penggagas gerakan Spedagi GoRo Nusantara Singgih Susilo Kartono, yang dikutip dari video yang diterima oleh Katadata.co.id, pada Jumat (18/11).
Gagasan Spedagi GORo Nusantara lahir dari gotong-royong kreatif Yayasan Bambu Lestari dan Spedagi Movement. Sepeda ini merupakan wujud gotong-royong kreatif dari desa-kota, pusat-daerah melibatkan mama-mama bambu di Nusa Tenggara Timur, artis, aktivis lingkungan, dan gerakan sosial, industri sepeda nasional serta usaha kecil dan menengah. Singgih mengatakan, dengan adanya pembuatan Spedagi GoRo Nusantara ini dapat menciptakan gotong royong yang sangat luar biasa.
“Apalagi saya melihat dari teman-teman yayasan Bambu Lestari dari mulai proses, menebang, sampai mengirim, sangat melibatkan banyak pihak. Tapi dari semangat keadilan sama ekonomi kerakyatan, menurut saya ini luar biasa, karena dengan belanja sekian untuk satu sepeda ini sebagian besar uangnya itu terdistribusikan ke banyak pihak. Nanti kalau sistemnya sudah jadi menurut saya efisiensi akan terwujud dalam sendirinya,” ujar Singgih.
Dengan keunggulan dan pengalaman masing-masing, memperjuangkan masyarakat desa dan daerah, Yayasan Bambu Lestari berfokus pada ekonomi restoratif berbasis desa dan industri bambu rakyat. Sedangkan Spedagi Movement meng-highlight karya ikonik berbasis bambu.
Kehadiran Spedagi GORo Nusantara diharapkan dapat menjadi alat yang tepat untuk menumbuhkan kecintaan terhadap bambu, dan penerapan nilai gotong-royong dalam kehidupan modern. Terlebih lagi karena gotong royong merupakan nilai universal yang ada di seluruh bangsa di dunia: bekerja sama tanpa pertimbangan transaksional, tetapi dilandaskan pada budi nurani serta sikap saling menolong dan saling memberi demi kepentingan umum.
Transportasi Rendah Karbon
Sepeda bambu Spedagi GORo Nusantara dibuat dengan prinsip rendah karbon dan ekonomi sirkular. Sepeda ini dilengkapi keranjang bambu berisi produk usaha kecil dan menengah yang dikurasi berdasarkan prinsip ekonomi sirkular, kearifan lokal, pemberdayaan desa.
“Dalam merancang setiap jenis sepeda bambu Spedagi, kami selalu berupaya menyediakan sepeda bambu berkualitas dengan harga terjangkau untuk mewujudkan green mobility”, ujar Singgih.
bahan utama dari kerangka sepeda bambu Spedagi GORo Nusantara berasal dari bambu Nusantara. Bambu merupakan tanaman istimewa yang mampu merestorasi lahan kritis, menyimpan air, serta menyerap karbon.
Bambu Petung (Dendrocalamus asper) yang digunakan sebagai bahan utama Spedagi GORo Nusantara berasal dari hutan bambu di Ngada, Nagekeo, Ende, Sikka, Manggarai Barat, Manggarai Timur, Manggarai (Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur), Ketapang dan Katingan (Kalimantan), Mojokerto dan Temanggung (Jawa).
Spedagi GORo Nusantara merupakan buah kerjasama dari Yayasan Bambu Lingkungan Lestari, Spedagi, Bambubos, PT YPTI, EIGER, United Bike, Multi Bintang Indonesia, Rimba Makmur Utama Katingan - Mentaya Project, dan Diageo Indonesia. Hal ini terjalin karena sebagai gagasan yang lahir dari gotong-royong kreatif,
Saat ini telah diidentifikasi lebih dari 1500 jenis pemanfaatan bambu, mulai dari bidang konstruksi dan furniture, hingga tekstil dan energi. Sementara itu, Yayasan Bambu Lestari bersama 388 Mama Bambu di 21 desa di Nusa Tenggara Timur berhasil menyemai 3,3 juta bibit bambu dan merestorasi lahan kritis di sana.
Adapun Spedagi Movement dengan karya sepeda bambu Spedagi berhasil meraih Gold award Good Design Japan 2018 dan menuntaskan jarak 1.200 kilometer dalam event Paris-Brest-Paris pada tahun 2019. Sepeda ini berhasil menempuh 3.700 kilometer dari Sabang sampai Denpasar dalam event Journey from Zero tahun 2022.
Produksi Spedagi GORo Nusantara G20 didanai dari investasi hijau. Dengan model bisnis baru yang adil, inklusif dan inovatif, melibatkan mama bambu, perajin, usaha kecil, menengah dan besar, innovator dan investor. Ini menjadi langkah awal menyediakan sepeda bambu berkualitas dengan harga terjangkau. Sepeda ini diharapkan dapat dijangkau masyarakat luas dan berkontribusi pada Green Economy.