Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan telah terjadi gempa magnitudo 6,2 berlokasi di 284 km Barat Daya Jember, Jawa Timur pada Selasa (6/12) pukul 13.07 WIB. Gempa terasa hingga ke Yogyakarta.

Dalam laporannya, BMKG menyampaikan gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,2 di selatan Jawa Timur akibat adanya deformasi atau patahan batuan di zona outerise.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault)," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dikutip dari Antara, Selasa (6/12).

Gempa terasa di Yogyakarta

Ia mengemukakan, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 10,70 derajat Lintang Selatan, 113,38 derajat Bujur Timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 223 kilometer arah selatan Kota Jember, Jawa Timur pada kedalaman 10 km.

Gempa bumi itu berdampak dan dirasakan di daerah Jember, Gubukmas, Mataram, Kepanjen, dan Sumberpucung dengan skala intensitas III MMI. Itu berarti getaran dirasakan nyata dalam rumah.

Gempa itu juga dirasakan di daerah Kuta dan Kuta Selatan dengan skala intensitas II-III MMI. Artinya, getaran gempa dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Kemudian, gempa juga dirasakan di daerah Madiun, Ponorogo, Bantul, Yogyakarta, Sawahan, Klaten, Banyuwangi, dan Karangasem dengan skala intensitas II MMI. Artinya, getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami," katanya.

Hingga pukul 13.30 WIB, Daryono menyampaikan, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya dua aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock dengan kekuatan terbesar M4,6.

BMKG himbau jangan panik

Ia menambahkan, BMKG mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selain itu, masyarakat juga diimbau menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," katanya.

Laporan World Risk Report 2022 yang dirilis Bündnis Entwicklung Hilft dan IFHV of the Ruhr-University Bochum menunjukkan, Indonesia menjadi negara paling rawan bencana ketiga di dunia.

Skor Indeks Risiko Global (World Risk Index/WRI) Indonesia sebesar 41,46 poin pada 2021. Besarnya skor indeks risiko global tersebut terlihat dari banyaknya angka kejadian bencana alam yang melanda Indonesia dalam setahun terakhir. Seperti teranyar, erupsi Gunung Semeru uang terjadi pada bulan ini dan gempa bumi di Cianjur yang terjadi November 2022 lalu.


 

 

Reporter: Antara