Menko Airlangga: RI Berpeluang Jadi Produsen Produk Halal Global

ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/aww.
Ilustrasi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kedua kanan) berbincang dengan pedagang bumbu dapur saat mengunjungi Pasar Flamboyan di Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat (25/11/2022).
Penulis: Agung Jatmiko
11/12/2022, 15.08 WIB

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Indonesia memiliki peluang besar menjadi produsen produk halal terkemuka di tingkat dunia.

Mengutip Antara, Minggu (11/12), Airlangga berpendapat, Indonesia mampu menjadi pasar terbesar produk halal dunia dengan memanfaatkan keuntungan bonus demografi dan sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia.

“Indonesia sebagai rumah umat muslim terbesar, dengan jumlah penduduk 229,6 juta pada 2020, mempunyai pengeluaran umat muslim untuk produk dan layanan halal mencapai US$ 184 miliar dolar AS, dan diperkirakan pada 2025 menjadi US$ 281,6 miliar. Jadi, ini merupakan pasar yang besar,” ujar Airlangga.

Melihat besarnya potensi tersebut, Airlangga menyebut, perlu dilakukan repositioning agar Indonesia tidak hanya menjadi target pasar, namun mampu mendorong peningkatan produksi produk halal. Selain itu agar industri halal Indonesia mempunyai daya saing lebih dari negara lain di pasar global untuk mengejar potensi ekspor yang ada.

Dengan demikian, pihaknya akan terus mengakselerasi pengembangan industri halal nasional secara berkelanjutan untuk memenuhi permintaan dari dalam dan luar negeri.

Dalam kesempatan itu, ia mengapresiasi penyelenggaraan Indonesia Halal Industry Award (IHYA) 2022, yang memberikan sosialisasi dan edukasi tentang industri halal di Indonesia.

“Kegiatan IHYA 2022 ini diharapkan bisa menjadi bentuk sosialisasi dan edukasi sekaligus sebagai pemicu dan pemacu industri dalam negeri,” kata Airlangga.

Sebagai informasi, The State of the Global Islamic Economy Report 2022 (SGIE) melaporkan, ekonomi syariah Indonesia berhasil menempati peringkat ke empat dunia.

Selain itu, Indonesia merupakan salah satu konsumen produk halal terbesar, yang mencakup 11,34% pengeluaran halal global, di mana sektor makanan halal menjadi konsumen terbesar kedua di dunia, dan di sektor kosmetik halal menjadi konsumen terbesar ke empat di dunia.

Sebelumnya, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) mendorong pelaku ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia memaksimalkan potensi industri halal global.

The State of Global Islamic Economy pada 2020 mengestimasikan bahwa sebanyak 1,9 miliar penduduk muslim di dunia melakukan pengeluaran sebesar US$ 2,02 triliun pada enam sektor riil ekonomi syariah.

“Dari pengeluaran US$ 2,02 triliun itu, lebih dari 10%-nya adalah orang Indonesia. Maka, kita jangan hanya jadi konsumen saja, masih terbuka peluang pasar ekspor sebesar 61% atau US$ 139 juta," kata Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah KNEKS, Sutan Emir Hidayat, dalam acara Muslim Life Fair 2022 di Bandung, Jawa Barat, Jumat (9/12).

Meski ekonomi dan keuangan syariah memiliki potensi yang besar, Indonesia masih memiliki tantangan untuk mewujudkan hal itu. Seperti, masih kurangnya literasi pelaku usahala halal mengenai produk keuangan syariah dan banyaknya produk halal yang belum tercatat sebagai produk ekspor halal.