Pemerintah berencana memberikan subsidi kendaraan listrik untuk pembelian mobil listrik berbasis baterai dan hybrid, serta pembelian motor listrik dan konversi motor BBM menjadi motor listrik.
Adapun besaran subsidi yang diajukan pemerintah yaitu Rp 80 juta untuk mobil listrik baterai, Rp 40 juta untuk mobil listrik hybrid, lalu Rp 8 juta untuk motor listrik, dan Rp 5 juta untuk konversi motor BBM menjadi motor listrik.
Rencana subsidi mobil dan motor listrik ini merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan minat masyarakat untuk beralih menggunakan kendaraan bebas emisi. Di sisi lain pemerintah juga dapat mengurangi beban subsidi BBM yang terus membengkak seiring peningkatan konsumsi BBM.
Sementara itu, masyarakat diklaim dapat menghemat pengeluaran untuk membeli BBM secara signifikan dengan beralih menggunakan kendaraan listrik. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyebut satu liter BBM setara 1,2 kilowatt jam (Kwh) listrik dengan jarak tempuh yang sama.
Adapun 1 kWh listrik harganya Rp 2.500 di stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) PLN. Sementara satu liter BBM jenis bensin harganya berkisar Rp 10.000 sampai Rp 15.530 per liter. Sedangkan solar harganya Rp 6.800 hingga Rp 19.180 per liter.
Darmawan mencontohkan, Jakarta-Bali dengan jarak sekitar 1.186 kilometer (km) jika ditempuh dengan mobil BBM maka biaya yang dikeluarkan untuk membeli BBM bisa mencapai Rp 1,32 juta. Sedangkan jika menggunakan mobil listrik biayanya hanya sekitar Rp 305.000.
Berikut rincian perhitungannya:
Secara energi rata-rata satu liter BBM dapat dipakai sejauh 14 km untuk tipe mobil setara Toyota Avanza 1.300 cc. Sementara mobil listrik jenis baterai (BEV) rata-rata dapat menempuh perjalanan sejauh 9,7 km untuk tiap 1 kilowatt-jam (kWh).
Sehingga untuk menempuh Jakarta – Bali, mobil listrik membutuhkan sekitar 122,3 kWh, dikalikan dengan harga listrik di SPKLU Rp 2.500 per kWh maka total biaya yang diperlukan hanya Rp 305.600. Sedangkan jika menggunakan mobil BBM, dibutuhkan 84,71 liter.
Jika menggunakan Pertalite maka total biayanya mencapai Rp 847 ribu, Pertamax Rp 1,2 juta, Pertamax Turbo Rp 1,29 juta, dan jika menggunakan mobil yang berbahan bakar solar biaya BBM-nya dapat melambung hingga mencapai Rp 1,63 juta.
Sementara itu menurut perhitungan IESR, jika masyarakat beralih menggunakan motor listrik maka penghematan dari pembelian BBM yang bisa dinikmati mencapai Rp 5-8 juta per tahun.
“Hitung-hitungan kami menunjukkan bahwa untuk setiap konversi dari motor bakar ke motor listrik itu bisa menghemat BBM. Kalau dengan harga BBM sekarang antara Rp 1-3 juta per tahun per motor, kalau harga BBM lebih tinggi maka penghematan itu bisa Rp 5-8 juta,” kata Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa.