Presiden Joko Widodo telah meresmikan Bendungan Semantok di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Ia berharap kehadiran bendungan tersebut mampu menyejahterakan petani.
Jokowi menargetkan indeks pertanian di Provinsi Jawa Timur bisa terkerek dengan adanya Bendungan Semantok. Para petani juga dapat melakukan panen tanaman non-padi menjadi tiga kali setahun dari posisi saat ini dua kali setahun.
"Kita harapkan nantinya dengna bendungan ini mestinya yang di bawah nanti terairi, biasanya panen sekali, nanti bisa panen dua kali. Kalau biasanya panen dua kali, bisa panen tiga kali," kata Presiden Jokowi dalam saluran resmi Sekretariat Presiden, Selasa (20/12).
Bendungan Semantok telah dibangun sejak 2017 dan memakan anggaran senilai Rp 2,5 triliun. Bendungan tersebut dapat mengairi lahan pertanian hingga 1.900 hektar.
Sebagai informasi, Bendungan Semantok memiliki kapasitas tampung hingga 23,67 juta meter kubik dengan luas genangan 365 hektar. Adapun, Bendungan Semantok tidak didesain untuk menghasilkan energi.
Bendungan Semantok dirancang untuk memasok air baku sebanyak 312 liter per detik untuk tiga wilayah, yakni Kecamatan Rejoso, Kecamatan Gondang, dan Kecamatan Nganjuk. Secara total, bendungan tersebut akan melayani 143.000 jiwa. Di samping itu, Bendungan Semantok dapat mengurangi risiko banjir sebanyak 63%.
Jokowi mengatakan Bendungan Semantok merupakan bendungan ke-30 yang diresmikannya selama menjadi presiden. Menurutnya, total bendungan baru pada masa pemerintahannya atau 2024 akan mencapai 60 unit.
"Oleh sebab itu, semakin banyak bendungan yang kami bangun, kami harapkan produksi pertanian kita semakin baik, juga kesejahteraan petani semakin baik," kata Jokowi.
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR menargetkan sembilan unit bendungan bisa beres tahun ini. Selain Semantok, bendungan lainnya adalah Margatiga, Ciawi, Sukamahi, Sadawarna, Lolak, Kuwil Kawangkoan, Tamblang, dan Beringin Sila. Namun, bendungan yang ditargetkan rampung tahun depan hanya tiga yakni Cipanas, Karian, dan Sepaku Semoi.