IJC, Pusat Ketenagakerjaan yang Inklusif

Apeksi
Peserta seminar “Pengarusutamaan Pusat Ketenagakerjaan Inklusif (IJC)” berfoto bersama di Hotel Aryaduta, Jakarta, pada Kamis (23/2/2023).
Penulis: Shabrina Paramacitra - Tim Publikasi Katadata
24/2/2023, 12.20 WIB

Perwakilan Yayasan Mitra Netra, Aria Indrawati, mengungkapkan penyandang disabilitas netra identik dengan pekerjaan sebagai tukang pijat dan penyanyi. Padahal, minat difabel tersebut bisa jadi beragam dan dapat bekerja sebagai profesi lainnya.

Misalnya, menjadi operator telepon atau pun content creator. Maka, untuk mengembangkan skill difabel netra, difabel harus diberikan akses pendidikan yang berkualitas.

Ketua SEHATI Sukoharjo, Edy Supriyanto, mengingatkan pentingnya keterlibatan penyandang disabilitas dan organisasi difabel dalam proses pembangunan. Keterlibatan ini penting untuk perencanaan situasi ketenagakerjaan yang inklusif.

“Apabila pemerintah kota ingin melakukan rekrutmen karyawan di BUMD (badan usaha milik daerah), pastikan terdapat 2% disabilitas. Kemudian, pelatihan di BLK (balai latihan kerja) pastikan ada disabilitas, dan dinas-dinas saling berkolaborasi untuk data terbaru,” saran dia.

Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus APEKSI sekaligus Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, berharap agar IJC dapat diterapkan secara berkelanjutan. Menurutnya, program tersebut perlu pendataan detail tentang jumlah tenaga kerja yang harus diakomodasi, serta dampak ekonomi yang ditimbulkan.

Halaman: