Erdogan Gagal Raup Mayoritas Suara, Pilpres Turki Lanjut Putaran Kedua

Katadata / Wahyu Dwi Jayanto
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyampaikan keterangan kepada wartawan dalam konferensi pers KTT G20 di Media Center, BICC, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Rabu (16/11/2022).
15/5/2023, 13.11 WIB

Pemilihan Presiden Turki berpotensi menuju putaran kedua. Hal tersebut setelah inkumben Recep Tayyip Erdogan gagal mengamankan lebih dari 50% suara.

Erdogan saat ini baru mampu mengumpulkan 49,3% suara, sedangkan pesaingnya yakni Kemal Kılıcdaroglu dari Partai Rakyat Republik mendapatkan 45% suara.

Adapun calon independen Sinan Oğan berada di peringkat ketiga dengan 5,2% suara. Saat ini total suara yang masuk telah mencapai 98,72%.

Dengan hasil putaran pertama ini, Kilicdaroglu menyambut baik kemungkinan pemilihan putaran kedua. Ia juga optimistis bisa menumbangkan Erdogan pada voting lanjutan pada 28 Mei mendatang.

"Kami dengan senang hati menerimanya. Kami benar-benar akan memenangkan pemilihan ini di putaran kedua," kata Kilicdaroglu pada Minggu (14/5) dikutip dari CNN.

Untuk pertama kalinya, oposisi Turki bersatu untuk mendukung satu kandidat yakni Kilicdaroglu. Adapun, koalisi tersebut terdiri dari enam partai.

Erdogan awalnya cukup yakin akan mendapatkan cukup suara untuk memenangkan pemilihan dalam satu putaran. Belakangan, ia mengaku siap jika pemilihan harus dilanjutkan lagi.

"Kami belum tahu apakah pemilihan akan berakhir, tetapi jika dibawa ke putaran kedua, kami akan menghormatinya itu," kata Erdogan kepada para pendukungnya di Ankara, Minggu (14/5) seperti dikutip dari Deutsche Welle.

Pemilihan ini juga membelah masyarakat dari berbagai golongan. Salah satu pemilih, Ceren yang berasal dari Ankara mengatakan dirinya ingin melihat perubahan pemerintahan.

"Saya lahir di masa pemerintahan ini, saya tak menginginkan mereka lagi.. cukup," kata wanita berusia 19 tahun tersebut.

Pemilih lainnya, Recep Turktan, memilih untuk tetap memilih Erdogan. Ia mengatakan masalah ekonomi tak hanya melanda negaranya, namun juga negara lainnya.

"Saya katakan untuk tetap melanjutkan (pemerintahan)," kata warga berusia 67 tahun ini.