Anies Sentil Proyek Tol Jokowi, Ganjar Lanjutkan Proyek Trans Sumatera
Gubernur Jawa Tengah sekaligus bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Ganjar Pranowo menegaskan siapa pun yang bakal terpilih menjadi presiden pada Pemilu 2024 harus melanjutkan program tol yang telah dimulai Presiden Joko Widodo. Termasuk pembangunan tol Trans Sumatera yang menghubungkan seluruh ibu kota provinsi di Pulau Sumatera.
"Siapa pun nanti yang jadi presiden, harus menyelesaikan proyek tol ini karena interkoneksinya sangat penting," kata Ganjar seperti dikutip dari Antara, Minggu (21/5).
Sebagai salah satu bacapres, Ganjar pun mengaku siap melanjutkan program Trans Sumatera jika kelak terpilih menjadi Presiden 2024. Hal itu diungkapkan Ganjar usai memimpin konsolidasi kader PDIP Sumatera Selatan di GOR Jakabaring, Kota Palembang.
Perkembangan proyek Tol Trans Sumatera yang dicanangkan Jokowi dari Lampung sampai Aceh itu sampai awal tahun 2023 telah membentang sepanjang 1.064 kilometer. Adapun perincian Tol Trans Sumatera sepanjang 465 km ruas tol konstruksi dan 599 km ruas tol operasi yang dibangun PT Hutama Karya.
Ganjar mengatakan bahwa pembangunan tol memiliki dampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Selain itu ia menilai kehidupan masyarakat bakal lebih mudah dengan menempuh jarak efisien antar-kabupaten dan kota.
"Tol itu akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan menghubungkan sentra-sentra yang ada, jadi harus dituntaskan," kata Ganjar.
Gubernur Jawa Tengah itu memproyeksi ruas tol yang nantinya akan menghubungkan industri di Pulau Sumatera tersebut dapat mengarah pada sentra pertumbuhan ekonomi. Hal itu akan berpengaruh signifikan pada kemajuan wilayah Sumatera.
"Ketika ini sudah bisa dikelola dengan baik, exit tolnya harus mengarah ke sentra industri, sentra pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, gubernur, bupati, dan wali kota harus jemput bola," kata Ganjar lagi.
Anies Singgung Proyek Tol Era Jokowi
Sebelumnya bakal calon presiden yang diusung Koalisi Perubahan dan Persatuan Anies Baswedan mengatakan perlu ada perubahan paradigma dalam pembangunan infrastruktur. Hal itu disampaikan Anies saat berpidato di hadapan ribuan kader Partai Keadilan Sejahtera pada peringatan ulang tahun PKS ke-21 di Istora Senayan, Santu (20/5).
Dalam konteks pembangunan, Anies menyoal pentingnya pemerataan pembangunan. Ia menyebut Presiden Jokowi lebih fokus membangun jalan tol yang notabene berbayar. Hal itu berbeda dengan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang lebih banyak membangun jalan nasional ketimbang tol.
Awalnya, Anies menyebut era Jokowi berhasil membangun jalan tol terpanjang, yaitu 1.569 kilometer (Km) dari total jalan tol saat ini 2.499 Km. Adapun 63 persen dari seluruh jalan tol berbayar di Indonesia itu dibangun di pemerintahan sekarang.
Di sisi lain ia menyebut Jokowi hanya berhasil membangun jalan kurang lebih sepanjang 19.000 Km. Capaian Jokowi kata Anies berbeda dengan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang membangun 144.000 kilometer jalan non tol atau 7,5 kali lipat dari yang dibangun Jokowi.
“Bila dibandingkan dengan jalan nasional, di pemerintahan ini membangun jalan nasional sepanjang 590 kilometer, di era 10 tahun sebelumnya 11.800 kilometer, 20 kali lipat," ucap Anies.
Meski begitu Anies menyebut perbedaan capaian Presiden SBY dan Jokowi dalam pembangunan infrastruktur baik jalan gratis maupun jalan tol sama-sama dibutuhkan. Tetapi yang lebih perlu diperhatikan adalah keberpihakan dalam menentukan prioritas kebijakan untuk seluruh kelas masyarakat.
"Ketika bicara infrastruktur ekonomi memberikan kesetaraan kesempatan kepada semuanya. Kita perlu memikirkan ke depan institusi yang inklusif, infrastruktur yang membangun keseharian," ujar Anies.