Presiden Joko Widodo membahas situasi geopolitik dunia bersama Presiden Iran Ebrahim Raisi di Istana Bogor hari ini. Sebagian isu yang dibahas adalah konflik di Palestina dan pendidikan perempuan di Afganistan.
Jokowi dan Raisi telah menemukan kata sepakat dalam mendukung perjuangan di Palestina. Kedua Kepala Negara menyatakan memiliki kepentingan yang sama terkait perdamaian di Palestina.
"Kami sepakat untuk terus mendukung perjuangan Rakyat Palestina dan mengatasi krisis kemanusiaan di Afganistan," kata Jokowi dalam saluran resmi Sekretariat Presiden, Selasa (23/5).
Maka dari itu, Jokowi berencana untuk terus menyuarakan pentingnya pendidikan bagi perempuan di Afganistan. Selain itu, presiden berkomitmen untuk terus memberikan bantuan kemanusiaan ke negara tersebut.
Presiden Raisi mengatakan visi Iran terhadap Afganistan adalah agar memiliki pemerintahan inklusif yang mewakili agama dan kelompok etnis di sana. Menurutnya, pemerintah Afganistan perlu mendukung masyarakatnya, salah satunya dengan memberikan pendidikan bagi perempuan.
Raisi menilai perempuan dapat mendapatkan layanan pendidikan di berbagai tingkatan. Ia lalu membandingkan revolusi Islam di Iran yang tetap memungkinkan perempuan dapat aktif di berbagai bidang.
"Perempuan Afganistan dapat menciptakan kehormatan besar bagi negara, karena mereka merupakan kehormatan bagi Umat Islam," kata Raisi.
Di sisi lain, Raisi menuding Amerika Serikat berkontribusi dalam kondisi Afganistan saat ini. Perserikatan Bangsa-Bangsa mendata Afganistan memiliki pendapatan kapita terendah di dunia pada 2020, yakni US$ 508,8 per tahun.
Raisi mengatakan kehadiran AS hanya membawa peperangan di Afganistan dalam dua dekade. Raisi mendata lebih dari 35.000 anak kini hidup dalam kondisi cacat.
"Dalam perang melawan unilateralisme, ini harus dipertimbangkan negosiasi yang dilakukan bapak presiden," kata Raisi kepada Jokowi.