Polisi Bentuk Tim Gabungan Selidiki Kecelakaan Kerja di Smelter ITSS

ANTARA FOTO/Faisal/Mh.
Sejumlah korban kecelakaan kerja di lokasi pabrik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) menjalani perawatan di RSUD Morowali di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Minggu (24/12/2023).
Penulis: Syahrizal Sidik
25/12/2023, 09.50 WIB

Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tengah membentuk tim gabungan untuk melakukan  penyelidikan atas peristiwa kecelakaan kerja yang terjadi di PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) pada Minggu (24/12) pagi.

Kapolda Sulteng Irjen Pol. Agus Nugroho menyatakan polisi telah membuat tim gabungan terdiri dari penyidik Polda Sulteng bersama Polres Morowali dengan back up tim penyidik Bareskrim Polri, Tim DVI Biddokkes dan tim Inafis dari Laboratorium forensik Makassar maupun Mabes Polri.

Sementara itu, Kementerian Perindustrian sebelumnya juga menurunkan tim khusus penanganan kecelakaan kerja yang terjadi di pabrik pengolahan nikel ITSS yang beroperasi di Kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) tersebut.

Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif berharap perusahaan dapat kooperatif dengan tim investigasi kecelakaan kerja yang diturunkan ke lokasi. Hasil inspeksi dari tim investigasi tersebut, selain untuk mengetahui penyebab musibah di PT ITSS, juga dapat menjadi evaluasi dari perusahaan untuk lebih baik lagi dalam pengawasan dan pengendalian terkait penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Bagi Kemenperin, implementasi K3 sangat krusial untuk mencegah dan menekan angka kecelakaan kerja di sektor industri. “Jadi Standard Operating Procedure (SOP) benar-benar dijalankan dengan benar, termasuk yang berkaitan dengan pekerjanya dan teknologi yang digunakan,” tuturnya, seperti dikutip dari Antara, Senin (25/12).

Kepala Divisi Media Relations PT IMIP Dedy Kurniawan membeberkan perkembangan terbaru hingga pukul 16.15 WITA kemarin. Situasi di lokasi kejadian sudah terkendali. Jumlah korban meninggal yang terkonfirmasi sebanyak 13 orang, terdiri atas 9 pekerja Indonesia dan 4 pekerja asal Tiongkok.

Sementara itu, sebanyak 46 korban terluka umumnya disebabkan karena terkena uap panas. Sejumlah 29 korban luka dirujuk ke RSUD Morowali, 12 orang sedang dilakukan observasi oleh Klinik IMIP, dan 5 orang rawat jalan.

Manajemen PT IMIP menanggung seluruh biaya perawatan dan perawatan korban pasca kecelakaan, serta santunan bagi keluarga korban. “Kami juga telah menyerahkan 1 jenazah korban kepada keluarga korban," kata dia.

Menurut Dedy, tungku smelter No. 41 yang terbakar, awalnya masih ditutup untuk operasi pemeliharaan. Saat tungku tersebut sedang tidak beroperasi dan dalam proses perbaikan, terdapat sisa slag atau terak dalam tungku yang keluar, lalu bersentuhan dengan barang-barang yang mudah terbakar di lokasi. Dinding tungku lalu runtuh dan sisa terak besi mengalir keluar sehingga menyebabkan kebakaran.

Akibatnya, pekerja yang berada di lokasi mengalami luka-luka hingga korban jiwa. “Hasil identifikasi penyebab kecelakaan ini sekaligus menegaskan bahwa tidak ada tabung oksigen yang meledak seperti diinformasikan sebelumnya,” ujar Dedy.

Reporter: Antara