Jokowi Godok Investasi Tony Blair hingga Cina di IKN, Ini Proyeknya

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/tom.
Mantan Perdana Menteri Inggris yang juga merupakan Dewan Penasihat Ibu Kota Nusantara (IKN) Tony Blair (kanan) berjalan keluar usai melakukan pertemuan tertutup dengan Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (7/3/2023).
18/4/2024, 15.45 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi dan Mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair yang  di Istana Merdeka, Jakarta pada Kamis (18/4).

Salah satu topik utama dari pertemuan itu adalah pembahasan rencana investasi Cina dan Tony Blair Institute for Global Change di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kabupaten Panajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Pertemuan terbatas itu juga turut dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Duta Besar Cina untuk Indonesia, Lu Kang dan Managing Director Asia Pacific Tony Blair Institute, Jalil Rasheed.

Bahlil mengatakan bahwa Tony Blair Institute akan menggandeng perusahaan energi asal Uni Emirat Arab (UEA) untuk membangun fasilitas pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di IKN berkapasitas 1,2 gigawatt peak (Gwp).

Bahlil mengatakan skema kerja sama pengadaan pembangkit setrum surya ini menggunkan skema business to business (B to B) antara perusahaan UEA, Tony Blair Institute dan PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN.

"Akan ada rencana pembangunan dari UEA berupa panel surya di IKN, detailnya sedang kami susun. Tapi ini difasilitasi oleh Tony Blair institute," kata Bahlil saat ditemui seusai pertemuan.

Kendati demikian, Bahlil belum memerinci ihwal besaran nilai investasi dan termin waktu pelaksanaan pembangunan proyek PLTS tersebut. Menurut dia, proyek tersebut masih berbentuk konsep atau kajian. "Ini proposalnya baru masuk," ujar Bahlil.

Guna mempercepat proses kajian, ujar Bahlil, Presiden Jokowi telah meminta pihak Otorita IKN untuk berkolborasi dengan satuan tugas investasi IKN. "Mereka akan berkolaborasi dengan PLN," kata Bahlil.

Lebih lanjut, Bahlil juga mengatakan ada rencana untuk mengembangkan bisnis carbon capture storage (CCS) maupun carbon capture utilization and storage (CCUS) di Indonesia. Bahlil bilang, implementasi teknologi tangkap karbon di lapangan migas di Indonesia merupakan langkah alternatif untuk menjaring pendatan negara.

Nantinya fasilitas kouta penyimpanan karbon dioksida (CO2) di bekas lapangan migas akan diperbanyak. Hitungannya, 70% CO2 disimpan untuk kebutuhan dalam negeri dan 30% dijual untuk perusahaan-perusahan asing.

"Pemerintah akan berikan insentif bagi industri yang masuk ke Indonesia," ujar Bahlil.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat mempunyai potensi penyimpanan karbon di Indonesia cenderung menjanjikan. Otoritas energi itu merekam data potensi penyimpanan karbon saline aquifer sebesar 572,77 giga ton dan potensi depleted oil & gas reservoirs sebesar 4.85 giga ton.

Cina

Jokowi juga mendorong Cina agar berpartisipasi aktif dalam pengembangan IKN Nusantara. Jokowi menyampaikan pesan kepada Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi agar mereka berinvestasi pada pembangunan moda transportasi di IKN.

"Hal lain masih di dalam bidang kerja sama ekonomi, Bapak Presiden mendorong kerja sama pembangunan di IKN, termasuk untuk moda transportasi," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Kendati demikian, Retno belum merincikan proyek transportasi di IKN yang menjadi pembahasan antara Jokowi dan Cina. Dia menyebut detail terkait proyek itu akan dijelaskan secara lebih lanjut pada pertemuan High Level Dialogue on the Cooperation Mechanism (HDCM) yang berlangsung pada 18-20 April di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.

"Besok pagi akan membahas dari pihak Indonesia saya dan Pak Menko Marves, sementara dari pihak Cina adalah Menteri Luar Negeri Wang Yi," ujar Retno.

Pertemuan Menlu Indonesia dengan Menlu China (ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso/aww.)

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi tengah melakukan penjajakan dengan Cina terkait rencana pembangunan kereta otonom atau Automated Rail Transit (ART) di IKN Nusantara. Hal tersebut disampaikan Budi dalam pertemuan dengan Menteri Transportasi Cina Li Xiaopeng, Jumat (12/1) di Kota Beijing, Tiongkok. 

Budi dalam pertemuan tersebut menyampaikan, pemerintah Indonesia ingin menggunakan satu set kereta otonom buatan China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC) untuk pengoperasiannya di IKN.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu