Presiden Joko Widodo (Jokowi) ikut menanggapi adanya ima orang Nahdliyin yang menemui dan berfoto dengan Presiden Israel Isaac Herzog. Jokowi mengatakan sikap Indonesia terhadap Israel mengacu pada bunyi Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
“Indonesia akan selalu ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Itu yang terus kita pegang,” kata Jokowi saat menggelar konferensi pers di Pangkalan Angkatan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur pada Selasa (16/7).
Jokowi enggan menanggapi lebih lanjut terkait kejadian tersebut. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan tanggapan selanjutnya merupakan ranah dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
“Ya ditanyakan saja ke PBNU karena sikap pemerintah itu jelas, sesuai pembukaan UUD 1945. Jadi tolong ditanyakan ke PBNU,” ujar Jokowi.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Yahya Cholil Staquf, meminta maaf kepada publik atas pertemuan lima orang Nahdliyin dengan Presiden Israel Isaac Herzog. Ia menegaskan NU tidak memberi tugas pertemuan tersebut dan mereka tidak berkoordinasi dengan PBNU.
“Sepatutnya saya mohon maaf kepada masyarakat luas seluruhnya bahwa ada beberapa orang dari kalangan Nahdlatul Ulama yang tempo hari pergi ke Israel melakukan engagement di sana,” kata Yahya di Gedung PBNU, Jakarta, Selasa (16/7).
Pria yang akrab disapa Gus Yahya menyatakan paham dan sangat memaklumi kekecewaan masyarakat. Ia pun memandang langkah lima Nahdliyin ini tidak patut di tengah berkecamuknya serangan Israel kepada rakyat Palestina.
Gus Yahya bilang lembaga yang menaungi lima orang Nahdliyin ini tidak mengetahui keberangkatan mereka ke Israel. Lima orang ini berasal dari badan NU yang berbeda di berbagai daerah dan tidak pernah mendapat mandat berkunjung ke Israel.
“Sehingga yang dilakukan oleh anak-anak yang berangkat ke Israel tempo hari itu adalah tanggung jawab mereka pribadi dan tidak terkait dengan lembaga,” ujarnya.
Nahdliyin yang bertemu Presiden Israel yakni:
1. Sukron Makmun (Wakil Ketua PWNU Banten)
2. Zainul Maarif (dosen Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia),
3. Munawir Aziz (Sekum PP Pagar Nusa)
4. Nurul Bahrul Ulum (Wakil Koordinator Bidang Media Informasi, Penelitian, dan Pengembangan PP Fatayat NU)
5. Izza Annafisah Dania (Wakil Koordinator Bidang Kesehatan dan Lingkungan Hidup PP Fatayat NU).