Top News: Alasan Bank Asing Pergi dari RI dan Sahbirin Noor Tersangka Baru KPK

Arief Kamaludin | Katadata
ilustrasi logo Citibank
10/10/2024, 05.35 WIB

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai fenomena sejumlah bank asing hengkang dari Indonesia terjadi karena kalah persaingan pasar atau adanya perubahan kebijakan di negara asal bank.

Sebab, pada saat berbagai bank asal negara Barat keluar dari Indonesia, bank-bank Asia justru gencar masuk karena melihat potensi jangka panjang di pasar ini.

Sebelumnya sudah ada beberapa bank asing yang menutup bisnis consumer banking, seperti Citibank, Standard Chartered, dan Commonwealth Bank.

Penjelasan OJK terkait bank asing yang hengkang dari RI menjadi salah satu artikel Top News Katadata. Selain itu, ketahui jga crossing saham Bukalapak, serta paman Haji Isam menjadi tersangka di KPK.

1. Banyak Bank Asing Hengkang dari Indonesia, Ini Kata OJK

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai fenomena hengkangnya sejumlah bank asing dari Indonesia terjadi karena mereka kalah dalam bersaing atau karena perubahan kebijakan di negaranya.

Di saat bank-bank asal negara Barat keluar dari Indonesia, bank-bank Asia justru gencar masuk karena melihat potensi jangka panjang di pasar ini.

"Bank-bank asal Amerika Serikat, Eropa, Australia hengkang dari Indonesia karena kebijakan sentral dari bank. Mereka juga menyadari bersaing dengan bank-bank lokal untuk retail itu berat sekali sehingga mereka fokus ke korporasi," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan Dian Ediana Rae, dalam Focus Group Discussion Komisioner OJK dengan Redaktur Media Massa, di Jakarta, Selasa (8/10).

Seperti diketahui, ada beberapa bank asing yang mulai meninggalkan Indonesia. Citibank, NA, menutup bisnis consumer banking di Indonesia pada 18 November 2023. Bank asal AS itu menjual bisnis consumer banking kepada UOB senilai US$ 1,1 miliar atau Rp 16,9 triliun.

Bank asal Inggris, Standard Chartered, menjual bisnis consumer banking termasuk kartu kreditnya ke PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) pada 2023. Stanchart kemudian memasang strategi baru untuk menjalankan bisnis retail banking secara digital. Stanchart juga menjual kepemilikan sahamnya di PT Bank Permata Tbk (BNLI) kepada Bangkok Bank.

Yang terbaru, Commonwealth Bank asal Australia, menjual seluruh sahamnya di PT Bank Commonwealth Indonesia kepada PT OCBC Indonesia Tbk (NISP)

2. Ada Crossing Jumbo di Saham Bukalapak (BUKA) Rp 2,08 Triliun

PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mencatatkan transasksi crossing saham di pasar negosiasi senilai Rp 2,08 triliun pada Rabu (9/10). Berdasarkan data D’Origin, nilai transaksi crossing saham BUKA itu berada di atas harga pasar, yakni di harga Rp 155 per lembar saham. Padahal, saham Bukalapak sepanjang hari ini diperdagangkan di rentang Rp 132–150 per lembarnya.

Apabila melihat pergerakan sahamnya, saham BUKA ditutup turun 2,72% ke Rp 143 pada perdagangan siang ini, Rabu (9/10). Volume yang diperdagangkan tercatat 1,49 miliar dengan transaksi Rp 212,03 miliar, dan kapitalisasi pasarnya Rp 14,75 triliun.

Dalam seminggu terakhir, saham BUKA naik 19,17% dan melejit 25,44% dalam sebulan terakhir. Padahal pada Senin (7/10) saham BUKA melesat 25,22% ke level Rp 144 per lembar saham.

Tak hanya itu, pada Selasa (8/10) kemarin, sahamnya juga menguat 2,08% ke Rp 147 dengan volume yang diperdagangkan 1,48 miliar. Kemudian Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta penjelasan lebih lanjut kepada PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) usai sahamnya melejit pada Senin (7/10).

3. Film Dokumenter HBO Sebut Peter Todd adalah Kreator Bitcoin

Sebuah film dokumenter HBO yang baru mengidentifikasi pengembang asal Kanada, Peter Todd, sebagai kreator Bitcoin yang menggunakan nama samaran Satoshi Nakamoto.

Cullen Hoback, pembuat film pemenang penghargaan di balik film dokumenter ini, sampai pada kesimpulan dengan menggabungkan petunjuk lama dan petunjuk baru. Temuan itu menghadapkan Todd dan pendiri Blockstream, Adam Back, tersangka kunci Satoshi lainnya, dengan bukti-bukti yang ada.

“Sepertinya Anda memiliki wawasan yang mendalam tentang Bitcoin pada saat itu?” Hoback bertanya kepada Todd di bagian akhir film. “Ya, saya Satoshi Nakamoto,” jawab Todd dalam film tersebut, seperti dikutip Politico, Rabu (9/10).

Namun, pengakuan tersebut belum tentu menjadi bukti yang kuat. Todd, yang merupakan pendukung vokal Ukraina dan Israel di feed X-nya, dikenal sering menggunakan klaim “Saya Satoshi” sebagai ungkapan solidaritas terhadap upaya pencipta untuk mendapatkan privasi.

4. Emiten Arsjad Rasjid Jual Dua Anak Usaha Dalam Sebulan, Kantongi Rp 41,77 M

PT Indika Energy Tbk (INDY), yang dimiliki oleh Arsjad Rasjid, telah mengambil langkah signifikan dalam merampingkan portofolio bisnisnya dengan menjual dua anak usahanya dalam waktu sebulan. Melalui dua transaksi berbeda, Indika berhasil mengantongi total nilai sebesar Rp 41,77 miliar.

Pada Selasa (9/10) emiten di sektor tambang itu, melalui anak usahanya PT Indika Indonesia Resources (IIR), resmi melepas seluruh kepemilikan sahamnya di perusahaan tambang batu bara, PT Mitra Energi Agung (MEA).

Sebelumnya, IIR memegang 3.060 lembar saham MEA, yang mewakili 60% dari total kepemilikan saham di perusahaan tersebut.

"Perseroan, melalui IIR, telah menandatangani akta jual beli saham dengan PT Niaga Gilang Persada (NGP) selaku Pembeli, terkait pengalihan seluruh saham milik IIR di PT Mitra Energi Agung (MEA)," jelas perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (9/10).

5. Gubernur Kalsel Sahbirin Noor, Paman Haji Isam yang Jadi Tersangka di KPK

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor alias Paman Birin sebagai tersangka pengadaan barang dan jasa di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalsel pada Selasa (8/10).

Sahbirin ditetapkan sebagai tersangka usai tim satuan tugas (Satgas) penindakan KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) di wilayah Kalsel, pada Minggu (6/10) lalu. Kendati demikian, Sahbirin belum ditahan.

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengatakan, bukti permulaan yang diperoleh telah cukup untuk menetapkan Sahbirin sebagai tersangka. Lembaga antirasuah akan segera memanggil Sahbirin.

“Telah ditemukan bukti permulaan yang cukup terkait dugaan tindak pidana korupsi berupa penerimaan hadiah atau janji oleh penyelenggara negara atau yang mewakilinya di Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2024–2025," kata Ghufron di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Selasa, (8/10).

Sahbirin merupakan Gubernur Kalsel selama dua periode, ia telah menduduki kursi tersebut sejak 2016 lalu. Pada periode pertama ia berpasangan dengan Rudy Resnawan, lalu di periode kedua 2021-2024 Sahbirin berpasangan dengan Muhidin.

Melansir laman Indonesia Corruption Watch, Sahbirin merupakan paman dari Andi Syamsuddin Arsyad alias Haji Isam, seorang pengusaha batu bara yang berpengaruh di Kalsel. Sebelum terjun ke dunia politik, Sahbirin berkarier sebagai birokrat di pemerintahan Kalsel.