Huayou Cari Pinjaman Rp 42,3 triliun untuk Bangun Smelter Nikel di Sulawesi

123RF.com/miraclemoments
Ilustrasi smelter
8/11/2024, 20.50 WIB

Zhejiang Huayou Cobalt Co atau Huayou disebut sedang mencari pendanaan dari sejumlah bank sebanyak US$ 2,7 miliar atau Rp 42,3 triliun. Pendanaan ini  untuk membiayai proyek fasilitas pemurnian dan peleburan (smelter) nikel yang dibangun bersama PT Vale Indonesia dan Ford Motor Co.

“HSBC Holdings Plc dan Standard Chartered Plc sedang mengatur pinjaman dan mengundang bank lain untuk berpartisipasi membiayai smelter nikel produsen baterai untuk  kendaraan listrik yang terletak di Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara,” kata sebuah sumber Bloomberg, dikutip Jumat (8/11).

Dalam proyek ini, Huayou memiliki porsi saham 73,2%, sementara Vale Indonesia dengan 18,3% dan Ford sebanyak 8,5%. Namun jumlah saham Ford dapat bertambah menjadi 17% dalam jangka waktu yang sudah disepakati.

CEO PT Vale Indonesia, Febriany Eddy sebelumnya mengatakan bahwa dari sisi perizinan proyek ini berjalan dengan baik. “Sekarang sedang diurus analisis dampak lingkungannya (AMDAL), kalau semua lancar proyek akan langsung jalan,” ujarnya saat ditemui di Jakarta, dikutip Senin (24/6).

Proyek smelter nikel ini bernilai US$ 4,5 miliar atau sekitar Rp 67,6 triliun. Febri mengatakan bahwa Ford telah mengunjungi proyek tersebut untuk melihat langsung bagaimana penerapan standar ESG-nya. 

“Memang mereka meminta kami berperan aktif untuk memastikan nanti smelter ini sesuai standar ESG yang disepakati. Jadi ini penting baik Vale, Ford, ataupun partner kami yang lain,” ujarnya. 

Smelter garapan tiga perusahaan ini akan menggunakan teknologi high-pressure acid leaching (HPAL) yang akan memproduksi 120.000 ton mixed hydroxide precipitate (MHP) per tahun. Ini adalah salah satu bahan baku penting untuk membuat baterai kendaraan listrik.

Bagi Ford, investasi ini menjadi yang pertama di kawasan Asia Tenggara seiring meningkatnya minat para produsen otomotif dalam mengamankan bahan baku untuk memproduksi baterai kendaraan listrik. 

“Ford dapat membantu memastikan nikel yang digunakan dalam baterai kendaraan listrik, diproduksi dalam standar ESG yang sama,” kata Chief Government Affairs Officer Ford, Christopher Smith, saat penandatanganan kerja sama dengan Vale dan Huayou, di Sorowako, Sulawesi Selatan, Kamis (30/3/23).

Reporter: Mela Syaharani