Top News: Gunung Geulis Golf dan Summarecon Bogor Disegel

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (ketiga kanan) bersama Menteri Lingkungan Hidup/Kepala BPLH Hanif Faisol Nurofiq (kedua kanan) melakukan pemasangan papan pengawasan lahan yang diduga merusak lingkungan di kawasan Gunung Geulis, Kabupaten
ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/YU
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (ketiga kanan) bersama Menteri Lingkungan Hidup/Kepala BPLH Hanif Faisol Nurofiq (kedua kanan) melakukan pemasangan papan pengawasan lahan yang diduga merusak lingkungan di kawasan Gunung Geulis, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (13/3/2025). Kementerian Lingkungan Hidup menginspeksi dan memasang papan pengawasan lingkungan hidup di sepuluh lokasi di hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikeas dan Ciliwung kawasan Gunung Geulis dan Puncak Bogor yang diduga berk
14/3/2025, 08.45 WIB

Berikut lima rangkuman Top News Katadata.co.id, berita terbaik kemarin yang perlu Anda ketahui. Banjir Bekasi berdampak pada penyegelan Gunung Geulis Golf dan Summarecon Bogor. Sementara itu, dunia pasar modal diwarnai dengan potensi akuisisi yang membayangi IPO YUPI, menimbulkan pertanyaan tentang prospek dan dampaknya pada harga saham.

IHSG mengalami penurunan pada sesi I ke level Rp6.657, di sisi lain, harga saham DCII justru melambung tinggi mencapai Rp226.150 per lembar. Implementasi Coretax juga memberikan pengaruh terhadap setoran pajak di bulan Januari yang tercatat mengalami penurunan sebesar Rp64 triliun.

Di tengah berbagai dinamika ekonomi, IHSG diprediksi akan menguat. Analis merekomendasikan saham ASII hingga BBCA sebagai pilihan investasi menarik. Simak rangkuman selengkapnya dari berbagai peristiwa ekonomi dan bisnis yang terjadi kemarin.

Gunung Geulis Golf dan Summarecon Bogor Disegel Imbas Banjir Bekasi

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) memasang papan pengawasan operasional di Gunung Geulis Golf & Resort dan Summarecon Bogor, sebagai tindak lanjut banjir di Bekasi awal Maret 2025.

Penyebab banjir diidentifikasi akibat kerusakan bentang alam di hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Bekasi. KLH akan melakukan evaluasi total landscape di DAS Bekasi untuk mengembalikan fungsi hutan.

Kondisi hutan di hulu DAS Kali Bekasi saat ini hanya 4 ribu hektare, jauh dari ideal 30% dari total 145 ribu hektare DAS. Operasional Gunung Geulis Golf tetap diizinkan dengan rekomendasi KLH untuk merevitalisasi fungsi kawasan tersebut dalam menangkap air.

Masih banyak detail yang perlu diungkap, jadi mari kita telusuri lebih lanjut langkah-langkah apa yang akan diambil KLH untuk menyelamatkan DAS Bekasi! Lanjut baca beritanya di sini. 

Akuisisi Bayangi IPO YUPI, Seperti Apa Prospek dan Dampak ke Harga Saham?

PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI) akan melaksanakan IPO dengan penjamin pelaksana emisi dari CIMB Niaga Sekuritas dan Mandiri Sekuritas. Harga penawaran saham YUPI berkisar antara Rp 2.100 hingga Rp 2.500 per saham, dengan valuasi yang dinilai overvalued dibandingkan rata-rata industri.

Meski demikian, YUPI memiliki ROE dan NPM yang lebih tinggi serta rasio utang yang lebih rendah dibandingkan rata-rata industri.

Setelah IPO, YUPI akan dikendalikan oleh Robin Ong Eng Jin melalui akuisisi oleh PT Confectionery Consumer Products Indonesia (CCPI), yang didukung oleh Affinity Asia Pacific Fund V L.P..

Akuisisi ini merupakan bagian dari strategi ekspansi di sektor makanan ringan Asia dan Robin Ong Eng Jin, seorang profesional investasi berpengalaman dari Singapura, akan mengelola YUPI melalui CPHL dan Affinity. Lalu, bagaimana prospek YUPI setelah dikendalikan oleh Robin Ong Eng Jin dan apakah aksi backdoor listing ini akan berdampak positif bagi saham YUPI? Klik link berita berikut untuk membaca kelanjutannya.

IHSG Sesi I Turun ke Rp6.657, Harga Saham DCII Melambung ke Rp226.150 per Lembar

IHSG mengalami penurunan tipis sebesar 0,11% pada sesi pertama perdagangan hari ini, dengan nilai transaksi mencapai Rp 4,59 triliun. Sektor teknologi menjadi pemimpin penguatan, meskipun beberapa saham unggulan seperti GOTO justru mengalami penurunan.

Kondisi bursa saham Asia juga terpantau variatif, dengan beberapa indeks mengalami penurunan sementara yang lain justru menguat.

Beberapa saham mencatatkan kenaikan signifikan seperti UNVR dan PGAS, sementara BNLI mengalami penurunan tajam dan menjadi top loser.

Pergerakan saham-saham ini dan sektor-sektor lainnya tentu dipengaruhi oleh berbagai faktor, namun apa sebenarnya yang menjadi pendorong utama di balik fluktuasi ini, terutama pada saham DCII? Klik berita ini untuk membaca kelanjutannya

Coretax Berlaku, Setoran Pajak Turun Rp 64 Triliun pada Januari

Penerimaan pajak Indonesia mengalami penurunan signifikan pada Januari 2025, hanya mencapai Rp 88,89 triliun, atau turun 41,68% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Penurunan ini terjadi di tengah implementasi sistem inti administrasi perpajakan (Coretax), dengan realisasi terendah terutama pada PPN dan PPnBM yang hanya mencapai 2,06% dari target APBN. Meskipun PBB dan pajak lainnya mengalami peningkatan, secara keseluruhan penerimaan negara juga menurun, didorong oleh penurunan PNBP.

Sumber penerimaan pajak terbesar pada Januari 2025 berasal dari PPN Impor, PPh Pasal 21, dan PPh Final, yang menunjukkan kontribusi signifikan dari impor bahan baku dan implementasi skema tarif efektif rata-rata (TER).

Penerimaan negara secara keseluruhan tercatat sebesar Rp 157,31 triliun, lebih rendah dari tahun sebelumnya. Mengapa dokumen APBN Kita sempat ditarik kembali dan apa implikasi penurunan penerimaan pajak ini terhadap perekonomian? Simak kelanjutan analisisnya untuk mengetahui lebih dalam!. Simak berita selengkapnya 

IHSG Diprediksi Menguat, Analis Jagokan Saham ASII hingga BBCA

IHSG diprediksi akan mengalami penguatan pada perdagangan Kamis (13/3), didorong oleh sentimen positif dari rencana pembagian dividen oleh emiten seperti BBCA dan bank berkapitalisasi besar lainnya.

Phintraco Sekuritas meyakini isu dividen akan menjadi penopang utama IHSG di tengah ketidakpastian kebijakan tarif, serta merekomendasikan saham PGAS, TLKM, BBCA, BBRI, dan ASII.

MNC Sekuritas juga melihat peluang IHSG menguji level 6.686 - 6.762, namun mewaspadai potensi koreksi jika gagal menembus level 6.682, dengan rekomendasi buy on weakness untuk AKRA, BBRI, BMRI dan sell on strength untuk HRUM.

Investor disarankan untuk memperhatikan level support dan resistance untuk memaksimalkan potensi keuntungan. Ingin tahu lebih detail tentang strategi investasi dan proyeksi IHSG ke depan? Simak ulasan lengkapnya!. Simak berita selengkapnya.

 
Reporter: Aryo Widhy Wicaksono