VW akan Bangun Enam Pabrik Baterai Mobil Listrik Demi Saingi Tesla

ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Ilustrasi mobil Volkswagen (VW) Beetle. VW akan membangun enam pabrik baterai di Eropa hingga 2030 untuk memuluskan rencana transisi menuju kendaraan listrik.
Penulis: Happy Fajrian
16/3/2021, 10.33 WIB

Untuk mendukung transisinya menuju kendaraan listrik, VW juga akan membangun infrastruktur pengisian daya secara besar-besaran. Kurangnya infrastruktur ini akan menjadi penghalang terbesar untuk transisi tersebut.

VW akan bekerja sama dengan produsen minyak British Petroleum (BP), Enel, dan Iberdola, untuk membangun sekitar 18 ribu stasiun pengisian daya di seluruh Eropa hingga 2025. Investasi yang dibutuhkan diperkirakan mencapai US$ 477 juta atau sekitar Rp 6,9 triliun.

Di Amerika utara, VE menargetkan 3.500 titik pengisian daya pada akhir 2021 melalui unit Electrify America-nya. Sementara di Tiongkok, yang merupakan pasar mobil listrik terbesar di dunia, VW menargetkan 17 ribu titik pengisian daya pada 2025.

 Simak jumlah stasiun pengisian mobil listrik di dunia pada databoks berikut ini:

VW yang tahun lalu mengakuisisi 26,5% saham pembuat baterai di Tiongkok, Guoxuan High-tech Co. Ltd., menargetkan untuk menjual lebih dari 2 juta mobil listrik dalam setahun hingga 2030.

Untuk memangkas biaya yang timbul dari produksi baterai secara mandiri, VW akan mengembangkan baterai berjenis prismatic cell mulai 2023. Ini berbeda dengan desain baterai pada mobil listrik Tesla yang menggunakan sel baterai silinder, yang menyerupa baterai senter, yang murah dan mudah diproduksi.

“Kami akan menurunkan biaya sistem baterai hingga di bawah US$ 119 per KWh. Ini akan membuat e-mobility lebih terjangkau dan menjadi teknologi penggerak yang dominan,” kata Direktur VW, Thomas Schmall.

Menurut data Benchmark Mineral Intelligence, rata-rata biaya sel baterai untuk mobil listrik saat ini mencapai US$ 110 per KWh per Desember 2020.

Halaman: