Produksi Mobil 2022 Diprediksi Turun, Masih Terkendala Krisis Cip

Muhammad Zaenuddin|Katadata
Sejumlah mobil modifikasi dipamerkan pada acara Automodified X IIMS Motorbike Show di Senayan Park, Jakarta Pusat, Minggu (28/11/2021). Pameran kolaborasi industri roda dua dengan mobil modifikasi bertema "Another Exciting Automotive Experience" ini merupakan upaya membangkitkan tren pasar otomotif di masa pandemi.
Penulis: Safrezi Fitra
19/12/2021, 10.25 WIB

Produksi mobil dunia pada tahun depan diprediksi menurun. Penurunan bakal terjadi karena permasalahan krisis cip semikonduktor (chip) yang belum berakhir.

Salah satunya pabrikan otomotif Jerman Volkswagen (VW) yang mengatakan akan memproduksi lebih sedikit mobil pada 2022 dibandingkan tahun ini, karena masalah pasokan cip yang sedang berlangsung.

Dalam laporan Manager Magazin Jerman mengatakan produsen mobil VW mengurangi perkiraannya untuk pengiriman kendaraan 2021 pekan lalu dari 9,3 juta unit menjadi 9 juta unit.

"Mereka sedang mempersiapkan kemungkinan bahwa kekurangan cip saat ini dapat berlangsung setidaknya hingga awal 2023," dalam laporan tersebut, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (19/12).

Dalam skenario terburuk, pengiriman bisa turun menjadi 8 juta mobil tahun depan. Bahkan, meski semuanya berjalan relatif baik, pengiriman bisa sedikit di bawah tahun ini, kata laporan itu.

Volkswagen menolak mengomentari laporan tersebut dan memperkirakan akan ada sedikit pelonggaran situasi pasokan cip pada 2022. Meski VW juga memprediksi pada paruh pertama tahun ini pasokannya akan tetap sangat tidak stabil.

Pembuat mobil lain termasuk BMW dan Daimler mengatakan mereka memperkirakan masalah cip akan berlanjut hingga 2022. Menurut BMW, krisis akan mulai mereda pada paruh kedua tahun depan.

Banyak pembuat mobil menjadi kreatif untuk mengatasi kekurangan global yang diperkirakan bakal berkurang pada awal tahun depan. Baik membeli cip komputer langsung dari produsen, mengkonfigurasi ulang mobil, atau memproduksinya dengan suku cadang yang hilang. 

Audi Volkswagen, yang bersama Skoda memperpanjang liburan Natal hingga 10 Januari karena hambatan pasokan. Mereka memperkirakan situasi krisis pasokan cip akan berlanjut selama berbulan-bulan.

"Kelangkaannya bisa berlangsung lebih lama lagi," kata juru bicara Audi Volkswagen

Porsche, yang juga dimiliki oleh Volkswagen, mengatakan pada bulan November krisis menyoroti kebutuhan pembuat mobil untuk mengambil produksi ke tangan mereka sendiri.

"Siapa pun yang percaya krisis chip akan mereda tahun depan, keliru," kata CEO Oliver Blume kepada Boersen-Zeitung dari Jerman.

Krisis cip semikonduktor global diprediksi belum akan segera berakhir. Bahkan menurut proyeksi sejumlah pelaku industri ini, kelangkaan cip bisa berlangsung hingga 2023, membebani berbagai jenis industri mulai elektronik hingga otomotif.

Saat ini cip dipakai untuk berbagai jenis barang, mulai dari PlayStation 5, sikat gigi elektronik, mesin cuci, jam alarm, hingga mobil. Namun saat ini suplai cip global tidak cukup untuk melayani kebutuhan berbagai jenis industri tersebut.

Bahkan sejumlah pihak menyebut krisis ini sebagai “chipageddon”. Wakil Presiden Direktur Forrester, Glenn O’Donnell, meyakini krisi ini akan berlangsung hingga 2023. “Karena permintaan akan tetap tinggi dan pasokan akan tetap terbatas. Kami perkirakan kelangkaan ini akan bertahan hingga 2022 atau 2023,” ujarnya Mei lalu.