Cegah Penumpukan Beras di Gudang, Bulog Tambah Outlet Penjualan

ARIEF KAMALUDIN | KATADATA
Aktifitas Kegiatan Raskin BULOG. Operasional Pergudangan, Perawatan, dan Penyaluran Raskin di Gudang Beras Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Selasa, (30/09/2014). Setiap gudang Bulog dapat menampung 3500 Ton karung beras dengan total gudang sebanyak 60 buah khusus penyimpanan beras.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Ekarina
28/6/2019, 21.55 WIB

Perum Bulog mengatakan bakal  memaksimalkan mekanisme pendistribusian beras melalui berbagai cara, seperti lewat outlet rumah pangan kita (RPK) dan pemasok beras program Bantuan Pangan Non Tunai  (BNPT). Hal itu dilakukan untuk mengurangi penumpukan beras berlebih di gudang.

Sekretaris Perusahaan Bulog Awaludin Iqbal mengatakan hingga akhir tahun, perusahaan menargetkan bisa memiliki 80 ribu outlet RPK. Saat ini, Bulog telah memiliki sekitar 60 ribu unit RPK yang tersebar di seluruh Indonesia.

RPK merupakan salah satu chanel distribusi pangan Bulog untuk kegiatan stabilisasi harga dan program pemerintah. Dalam pengoperasiannya, Bulog bekerjasama dengan masyarakat sebagai agen penjual. 

"Salah satu usaha kami adalah dengan memperbanyak outlet. Kemudian kami masuk di beberapa daerah yang sudah melayani BPNT sebagian," katanya di Jakarta, Jumat (28/6).

(Baca: Stabilisasi Harga Diperpanjang, Bulog Salurkan 1,48 Juta Ton Beras)

Dengan merilis  beras sebanyak-banyaknya ke luar gudang, diharapkan  perputaran stok beras menjadi lebih cepat sehingga tidak ada penumpukan.

Saat ini stok beras di gudang Bulog sekitar 2,2 juta ton, yang mana sebagian merupakan sisa tahun lalu. Stok tersebut akan didistribusikan ke daerah yang bukan sentra produsen beras, terutama di luar Jawa.  

Halaman:
Reporter: Rizky Alika