Musim Panen Raya, Nilai Tukar Petani Turun 0,49%

ANTARA FOTO/MUHAMMAD BAGUS KHOIRUNAS
Petani membajak sawah menggunakan traktor di Desa Tambak Baya, Lebak, Banten, Selasa (23/4/2019).
Penulis: Rizky Alika
2/5/2019, 16.32 WIB

Secara rinci, penurunan NTUP terjadi pada tanaman pangan sebesar 0,63%, perikanan turun 0,05%, dan tanaman perkebunan rakyat turun 0,01%. Sementara, sektor hortikultura kembali mengalami kenaikan tertinggi sebesar 1,09%, sementara peternakan mengalami kenaikan 0,03%.

(Baca: Kementan dan Bappenas Bersinergi Tingkatkan Produksi Pertanian)

Penurunan Harga Gabah

Penurunan nilai tukar petani tanaman pangan disebabkan oleh penurunan harga gabah seiring dengan masuknya musim panen raya. Berdasarkan data BPS, dari 2.431 transaksi penjualan gabah di 30 provinsi selama April, transaksi gabah kualitas rendah mencapai 19,13%. Hal ini disebabkan oleh cuaca buruk yang menyebabkan kadar air tanaman tinggi.

Pada tingkat petani, harga rata-rata gabah kering panen mencapai Rp 4.357,00 per kg atau turun 5,37% dan di tingkat penggilingan Rp 4.446,00 per kg atau turun 5,53% dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara, rata-rata harga gabah kering giling di tingkat petani Rp 5.127,00 per kg atau turun 7,29% dan di tingkat penggilingan Rp 5.221,00 per kg atau turun 7,65%.

Kemudian, harga gabah kualitas rendah di tingkat petani Rp 4.022,00 per kg atau turun 6,37% dan di tingkat penggilingan Rp 4.119,00 per kg atau turun 6,25%.

Sementara, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp 9.465,00 per kg, turun sebesar 3,65% dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-rata harga beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp 9.144,00 per kg atau turun sebesar 4,30%. Sementara rata-rata harga beras kualitas rendah di penggilingan sebesar Rp 8.936,00 per kg, turun sebesar 3,61%.

Kemudian dibandingkan dengan April 2018, rata-rata harga beras di penggilingan pada April 2019 untuk semua kualitas yaitu premium, medium, dan rendah mengalami penurunan masing-masing 0,63%, 1,83%, dan 0,61%.

(Baca: Kementan Genjot Serapan Gabah Petani di Jawa Timur)

Halaman:
Reporter: Rizky Alika